Suara.com - Pengadilan tinggi Venezuela mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Leopoldo Lopez pada Kamis (2/5/2019), seorang pemimpin oposisi terkemuka yang dituduh menjadi bagian dari gerakan untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.
Lopez dibebaskan dari tahanan rumah pada Selasa oleh pasukan bersenjata yang setia kepada presiden yang dideklarasikan sendiri, Juan Guaido, ungkap pemerintah setempat.
Dia awalnya mencari perlindungan di kedutaan Chili dengan istri dan putrinya. Tetapi mereka kemudian memutuskan untuk pindah ke kedutaan Spanyol, kata Menteri Luar Negeri Chili Roberto Ampuero, demikian sebagaimana dikutip dari kantor berita Anadolu, Jumat (3/5/2019).
Lopez, mantan pemimpin Partai Kehendak Rakyat, dijatuhi hukuman hampir 14 tahun penjara pada tahun 2015 karena asosiasi kriminal dan menghasut protes anti-pemerintah yang menyebabkan kekerasan dan kematian 43 orang.
Baca Juga: Disokong AS, Kaum Kaya Venezuela Kudeta Presiden Sosialis Maduro
Venezuela telah diguncang oleh protes sejak 10 Januari, ketika Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot oleh oposisi.
Ketegangan meningkat ketika Guaido, yang mengepalai Majelis Nasional Venezuela, menyatakan dirinya sebagai presiden pada 23 Januari, suatu langkah yang didukung oleh AS dan banyak negara Eropa dan Amerika Latin.
Rusia, Turki, Cina, Iran, Bolivia, dan Meksiko mendukung Maduro.
Guaido memposting pernyataan video di media sosial Selasa menunjukkan dia berdiri di samping kontingen kecil personil militer berseragam dan kendaraan lapis baja di mana dia menyerukan pemberontakan untuk mengakhiri kekuasaan Maduro.
Baca Juga: Peru Usir Puluhan Migran Venezuela karena Identitas Palsu