Suara.com - Pemprov DKI Jakarta meminta masyarakat untuk membangun drainase vertikal atau sumur resapan di wilayahnya masing-masing. Hal itu sebagai antisipasi banjir yang sewaktu-waktu melanda Ibu Kota. Total 1,8 juta drainase vertikal akan dibangun di Jakarta.
Kepala Seksi Geologi Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta Togas Braini mengatakan, pembangunan drainase vertikal itu bisa dilakukan di pekarangan rumah warga.
Namun biaya pembangunannya tetap ditanggung oleh warga sendiri dengan perkiraan biaya untuk membangun drainaser vertikal itu sebesar Rp 1,1 juta dengan kedalaman tiga meter.
"Perkiraan biaya bervariatif tergantung harga krat botol. Soalnya di setiap warung jual krat itu berbeda-beda. Ada yang jual Rp 10.000 bahkan ada yang jual sampai Rp 25.000 satunya," ujar Togas Braini saat dikonfirmasi, Jumat (3/5/2019).
Baca Juga: Jakarta Banjir, Anies Pastikan Gedung Pemprov Terpasang Drainase Vertikal
Jika harga tersebut dinilai terlalu berat, warga juga bisa membangun drainase vertikal dengan kedalaman satu meter saja yang hanya memakan biaya sekitar Rp 500 ribu.
Sebagai imbalan, warga yang mau membangun sendiri sumur resapan tersebut, Pemprov DKI akan memberikan potongan harga Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
"Jadi setiap warga yang membangun drainase vertikal, itu ada insentif yang diberikan berupa diskon PBB. Nah, diskon ini sedang dibicarakan dengan Dinas Pajak dan Retribusi Daerah," imbuh dia.
Seperti diketahui, drainase vertikal atau sumur resapan adalah program penanganan banjir yang dilakukan oleh Gubernur Anies Baswedan agar genangan air segera menyerap ke tanah saat terjadi hujan deras.
Baca Juga: Cegah Banjir, Anies Perintahkan Bangun Drainase Vertikal di Ibu Kota