Suara.com - Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Francis Quinlan menanggapi wacana pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. Secara pribadi Gary menginginkan Ibu Kota tetap berada di Jakarta.
Gary sudah mengetahui rencana pemindahan Ibu Kota yang direncanakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak diputuskan Senin (29/4/2019) kemarin, atau saat sidang kabinet pertama terkait pemindahan Ibu Kota.
"Terlalu dini untuk membicarakan hal tersebut. Saya sendiri mendengar kabar tersebut dari pemerintah kemarin dan itu menarik perhatian banyak orang," kata Gary usai pertemuan diplomat dengan Gubernur DKI Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2019).
Meski demikian, Gary menyebut wacana itu sudah ada sejak lama, bahkan era Presiden Soekarno.
Baca Juga: Menteri PUPR: Ibu Kota Baru Harus Aman dari Ring of Fire dan Dekat Pantai
"Bahkan, isu ini sudah dibahas sejak dulu bahkan ketika era Presiden Soekarno," kata dia.
Gary yang sudah mejabat Dubes Australia untuk Indonesia sejam 4 April 2018 itu secara pribadi menginginkan Ibu Kota tetap di Jakarta.
"Saya sendiri ingin tetap di Jakarta, tapi ya tergantung, karena Indonesia adalah negara yang fantastis," ungkapnya.
Ia kemudian menyerahkan sepenuhnya keputusan itu kepada pemerintah Indonesia. Kedutaan Besar Australia kata dia, siap beradaptasi dengan proses pemindahan Ibu Kota ini.
"Bagi saya sebagai diplomat, kami menunggu keputusan Indonesia soal pemindahan ibu kota dan tentu juga menunggu undangan dari pemerintah terkait hal tersebut. Hal ini merupakan wewenang pemerintah Indonesia dan kita akan menerima keputusan yang diambil," tegas Gary.
Baca Juga: Lokasi Ibu Kota Baru Indonesia Masih Misterius, Belum Tentu di Palangkaraya
Sebelumnya, Bappenas telah merampungkan kajian tahap pertama rencana pemerintahan Ibu Kota ke luar Jakarta.
Kajian tersebut terfokus pada tiga wilayah yang menjadi kandidat utama pengganti Jakarta. Di antaranya, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.