Suara.com - Warga sekitar Wisma Shinta di Jalan Pisangan Lama 1, Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur mengatakan sudah jadi rahasia umum jika wisma tersebut dijadikan tempat prostitusi atau bisnis esek-esek.
Menurut mereka, sebelum penggerebekan oleh Satpol PP akhir pekan lalu, Wisma Shinta tiap hari memang kerap dikunjungi oleh pasangan baik muda maupun tua. Terlebih, wisma itu buka 24 jam setiap hari.
Suara.com menemui Andi bukan nama sebenarnya, ia merupakan salah satu warga sekitar yang sudah beberapa kali masuk ke dalam Wisma Shinta.
Andi berujar, Wisma Shinta memiliki lahan yang cukup luas dengan tempat parkir yang berada di halaman belakang. Wisma Shinta, lanjut dia, memiliki 50 kamar yang dibagi menjadi dua kelas yakni 10 kamar dengan fasilitas penyejuk udara (AC) dan 40 kamar sisanya non-AC.
Baca Juga: Guardiola dari Belanda Sebut Blind dan Tadic sebagai Kunci Sukses Ajax
Setiap kamar di wisma itu, dikatakan Andi, dipatok dengan tarif yang berbeda. Untuk kamar dengan fasilitas AC dihargai Rp 120 ribu untuk setiap jamnya. Sedangkan kamar non-AC dihargai Rp 110 ribu per jam.
"Itu harganya masing-masing udah naik Rp 10 ribu dari sebelumnya. Tapi kalau untuk kamar AC itu disediainnya khusus customer langganan aja. Jadi kalau yang baru dikasih yang non-AC," kata Andi ditemui Suara.com di sekitar Wisma Shinta, Selasa (30/4/2019).
Andi mengaku sering menemukan pasangan muda-mudi dan tua yang kerap mengunjungi Wisma Shinta. Namun kata dia, setiap pengunjung yang datang tersebut tidak diperkenankan untuk menginap.
"Jadi cuma sewa per jam aja. Kalau ditarifnya kan per jam gitu tapi kalau praktiknya mah tiga jam," kata Andi.
Meski sering masuk ke dalam Wisma Shinta, Andi mengaku tidak begitu mengenal pribadi dari pemilik wisma tersebut.
Baca Juga: Antisipasi Cuaca Buruk, Promotor Siapkan Jas Hujan di Konser Ed Sheeran
"Kalau kenal gak begitu ya cuma tau aja beberapa kali ngobrol. Karena orangnya juga tertutup banget, bukan pendiam lagi, tertutup," ujar Andi.
Hal senada juga dikatakan warga lainnya, Beni--nama samaran. Menurutnya, pasangan yang datang mengunjungi Wisma Shinta sudah mulai terlihat sejak pagi hari lantaran buka 24 jam.
"Biasanya langsung masuk lewat gerbang sebelah sana. Kayanya memang pasangan yang bawa selingkuhannya ke sini, sama anak-anak muda jalanan yang suka ke sini. Udah jadi rahasia umum kalau dijadiin esek-esek," tutur Beni.
Beni sebagai warga sekitar merasa bersyukur atas penggerebekan yang dilakukan Satpol PP Kota Jakarta Timur pada akhir pekan lalu.
"Bagus lah digerebek karena siapa yang suka ada prostitusi di daerahnya. Penyakit masyarakat dan juga jadi penularan penyakit lainnya nanti," kata Beni.
Kondisi di Wisma Shinta sendiri saat ini terlihat sepi dari aktivitas seusai dilakukan disantroni aparat Satpol PP Kota Jakarta Timur pada Sabtu (27/4/2019).
Pantauan Suara.com, di kedua gerbang Wisma Shinta terdapat spanduk pemberitahuan bahwa wisma tersebut dalam kondisi tutup. Dalam spanduk itu, tertulis bahwa selama bulan suci Ramadan sampai dengan Hari Raya Idul Fitri, Wisma Shinta tutup lantaran sedang dalam proses renovasi.
Diketahui, sebanyak 50 pasangan mesum terjaring razia gabungan Pemkot Jakarta Timur di Wisma Shinta, Jalan Pisangan Lama 2, Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung , Jakarta Timur, Sabtu (27/4) akhir pekan lalu. Pasangan yang ditangkap beragam, mulai dari 15 tahun hingga 60 tahun.
Pelaksana tugas (Plt) Kasatpol PP Jakarta Timur Atok Bahroni mengatakan, dalam razia tersebut ditangkap 100 orang dari 42 kamar pada 19.30 WIB dengan keadaan hampir seluruhnya telanjang.
"Kami tangkap 50 pasang, jadi ada 100 orang. Jumlah kamarnya itu ada kisaran 42, kemudian kenapa bisa 50? karena ada yang mau keluar dari situ ikut diamankan juga. Jadi semua kamar itu terisi penuh," kata Atok saat dihubungi Suara.com, Senin (29/4/2019).
Dalam razia tersebut, ia memastikan seluruhnya tidak memiliki buku nikah sehingga pihaknya langsung membawa mereka ke Panti Sosial Bina Insan, Cipayung, Jakarta Timur.