Hal senada juga dikatakan warga lainnya, Beni--nama samaran. Menurutnya, pasangan yang datang mengunjungi Wisma Shinta sudah mulai terlihat sejak pagi hari lantaran buka 24 jam.
"Biasanya langsung masuk lewat gerbang sebelah sana. Kayanya memang pasangan yang bawa selingkuhannya ke sini, sama anak-anak muda jalanan yang suka ke sini. Udah jadi rahasia umum kalau dijadiin esek-esek," tutur Beni.
Beni sebagai warga sekitar merasa bersyukur atas penggerebekan yang dilakukan Satpol PP Kota Jakarta Timur pada akhir pekan lalu.
"Bagus lah digerebek karena siapa yang suka ada prostitusi di daerahnya. Penyakit masyarakat dan juga jadi penularan penyakit lainnya nanti," kata Beni.
Baca Juga: Guardiola dari Belanda Sebut Blind dan Tadic sebagai Kunci Sukses Ajax
Kondisi di Wisma Shinta sendiri saat ini terlihat sepi dari aktivitas seusai dilakukan disantroni aparat Satpol PP Kota Jakarta Timur pada Sabtu (27/4/2019).
Pantauan Suara.com, di kedua gerbang Wisma Shinta terdapat spanduk pemberitahuan bahwa wisma tersebut dalam kondisi tutup. Dalam spanduk itu, tertulis bahwa selama bulan suci Ramadan sampai dengan Hari Raya Idul Fitri, Wisma Shinta tutup lantaran sedang dalam proses renovasi.
Diketahui, sebanyak 50 pasangan mesum terjaring razia gabungan Pemkot Jakarta Timur di Wisma Shinta, Jalan Pisangan Lama 2, Kelurahan Pisangan Timur, Pulogadung , Jakarta Timur, Sabtu (27/4) akhir pekan lalu. Pasangan yang ditangkap beragam, mulai dari 15 tahun hingga 60 tahun.
Pelaksana tugas (Plt) Kasatpol PP Jakarta Timur Atok Bahroni mengatakan, dalam razia tersebut ditangkap 100 orang dari 42 kamar pada 19.30 WIB dengan keadaan hampir seluruhnya telanjang.
"Kami tangkap 50 pasang, jadi ada 100 orang. Jumlah kamarnya itu ada kisaran 42, kemudian kenapa bisa 50? karena ada yang mau keluar dari situ ikut diamankan juga. Jadi semua kamar itu terisi penuh," kata Atok saat dihubungi Suara.com, Senin (29/4/2019).
Baca Juga: Antisipasi Cuaca Buruk, Promotor Siapkan Jas Hujan di Konser Ed Sheeran
Dalam razia tersebut, ia memastikan seluruhnya tidak memiliki buku nikah sehingga pihaknya langsung membawa mereka ke Panti Sosial Bina Insan, Cipayung, Jakarta Timur.