Mahfud MD pun mengklarifikasi maksudnya tentang garis keras. Ia menjelaskan, garis keras tidak bermakna negatif. Bahkan dirinya sendiri mengaku sebagai orang yang berada pada garis keras.
"Saya katakan garis keras, tapi di media sosial itu saya dibilang radikal. Bahwa di Aceh, di Sulawesi, di mana itu, radikal, ekstrem, enggak ada. Coba tadi Anda lihat? Enggak ada. Garis keras itu bagus, saya juga garis keras, tau ndak?" tegasnya. "Garis keras itu, sudah saya jelaskan, garis keras itu artinya artinya fanatik dan kesetiaan yang tinggi, tapi tidak radikal. Saya bilang Madura juga itu garis keras, bagus. Garis keras itu adalah orang yang punya prinsip, tidak mau didikte."
Itu di dalam term politiknya kan ada dalam ilmu politik, beda dengan radikal. Terus saya dikatain, 'Pak Mahfud bilang garis keras, harus minta maaf.' Lo saya memuji atas prinsip Anda semua, seperti saya punya garis keras di bidang hukum, tapi di bidang politik saya garis moderat," lanjut Mahfud MD.
Sebelumnya di Metro Pagi Primetime pada Selasa (23/4/2019), Mahfud MD telah menyatakan bahwa rekonsiliasi sebaiknya segera dilaksanakan agar tidak terjadi perpecahan dari provinsi-provinsi yang memenangkan paslon 02 Prabowo-Sandi, yang menurutnya bergaris keras.
Baca Juga: Mahfud MD Dianggap Buat Gaduh, Jubir Demokrat: Katanya Mengerti Pancasila
"Kalau melihat sebaran kemenangan, mengingatkan kita untuk lebih sadar, segera rekonsiliasi. Karena saat ini kemenangan Pak Jokowi ya menang, dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun," katanya. "Tetapi kalau lihat sebarannya, di provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah."
"Dan itu, diidentifikasi tempat-tempat kemenangan Pak Prabowo, itu diidentifikasi dulunya dianggap dulunya sebagai provinsi garis keras," lanjut Mahfud MD.
"Bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu, karena buktinya kemajuan dari tahap ke tahap kita raih karena kebersatuan kita. Soal kemenangan, kekalahan, itu soal waktu saja, dan kita akan segera selesai kalau dalam soal itu," tuturnya.