Kaisar Akihito Resmi Turun Tahta, Naruhito Berkuasa di Jepang

Selasa, 30 April 2019 | 11:41 WIB
Kaisar Akihito Resmi Turun Tahta, Naruhito Berkuasa di Jepang
Kaisar Jepang, Akihito, melambaikan tangannya dari dalam kereta cepat, Sabtu (20/8/2016), saat hendak berangkat dari Stasiun Tokyo, guna menjalani kunjungan ke Prefektur Nagano dan Gunma. [Kazuhiro Nogi/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kaisar Jepang Akihito resmi mengakhiri kekuasaan selama tiga dekade atau 30 tahun. Kaisar Akihito turun tahta dan menyerahkan tahta kepada putranya, Naruhito.

Selama pemerintahannya, Akihito berupaya mengobati kenangan menyakitkan dari Perang Dunia II serta merangkul rakyat biasa. Termasuk masyarakat terpinggirkan.

Penurunan tahta secara sukarela, yang pertama kali dilakukan oleh seorang Jepang dalam dua abad terakhir ini, akan diawali dengan upacara singkat dan sederhana di Istana Kekaisaran bergengsi Matsu no Ma, atau Ruang Cemara. Acara tersebut akan dihadiri oleh sekitar 300 undangan dan akan disiarkan di televisi secara langsung.

Akihito, yang berusia 85 tahun, merupakan kaisar Jepang pertama yang naik tahta di bawah konstitusi pascaperang, yang merumuskan kaisar sebagai simbol rakyat tanpa kekuatan politik.

Baca Juga: Bersejarah, Kaisar Akihito Disebut Turun Tahta Akhir Maret 2019

Ayah Akihito, Hirohito, yang namanya digunakan oleh pasukan Jepang untuk bertempur saat Perang Dunia II, dianggap sebagai dewa yang hidup hingga Jepang menelan kekalahannya pada 1945.

Akihito bersama Permaisuri Michiko, istrinya yang berusia 65 tahun sekaligus anggota rakyat jelata pertama yang menikahi pewaris tahta Jepang, mengukir peran aktif sebagai simbol pemulihan persahabatan, perdamaian, dan demokrasi.

Akihito, yang pernah menjalani perawatan kanker prostat dan operasi jantung, dalam pidatonya pada 2016 mengatakan bahwa ia khawatir usia akan mempersulit dirinya dalam menjalankan tugasnya secara penuh.

Pada Selasa pagi, Akihito akan melakukan ritual untuk melaporkan penurunan tahta di tempat suci di dalam Istana Kekaisaran.

Tempat-tempat kudus itu terdiri dari satu simbol penghormatan kepada Dewa Matahari Amaterasu Omikami, yang menurut mitologi Jepang adalah sumber ketentuan bahwa garis kekaisaran ditentukan secara turun-temurun, dan dua lainnya untuk menghormati para kaisar yang telah berpulang serta dewa Shinto.

Pada sore harinya, upacara penyerahan tahta akan dilangsungkan dengan dihadiri oleh Perdana Menteri Shinzo Abe, Permaisuri Michiko, Putra Mahkota Naruhito dan istrinya, Putri Mahkota Masako. Ketua kedua parlemen dan hakim-hakim Mahkamah Agung pun turut menyaksikan upacara tersebut. (Antara/Reuters)

Baca Juga: Kaisar Jepang Akihito Turun Tahta di 2019

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI