Suara.com - Rekaman video 'siap presiden' yang dilakukan Tim Kampanye Nasional Joko Widodo alias Jokowi dan Maruf Amin berbuntut panjang. Ada pihak yang merasa video itu melecehkan.
Ya, Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno merasa video tersebut merupakan bentuk penghinaan terhadap purnawirawan TNI.
Seperti diketahui, beberapa waktu silam, para purnawirawan tersebut mengular dan melakukan salam 'siap presiden' di depan Prabowo Subianto di Rumah Kertanegara.
Video 'siap presiden' yang dilakukan TKN Jokowi - Maruf dinilai memparodikan adegan tersebut.
Baca Juga: Video Siap Presiden Jokowi, Publik: Ini Asli, Bukan Versi Kertanegara
Tudingan penghinaan tersebut ditegaskan kembali oleh juru bicara Andre Rosiade dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam TV One yang ditayangkan pada Senin (29/4/2019).
"Yang diparodikan oleh Arya Sinulingga dan kawan-kawan TKN ini adalah purnawirawan, para pejuang. Yang dihina, yang diparodikan dan dilecehkan teman-teman TKN ini adalah purnawirawan TNI," ujar Andre Rosiade.
Arya Sinulingga, yang hadir mewakili TKN, malah mempertanyakan sebutan 'presiden' dari purnawirawan untuk Prabowo Subianto yang notabene tidak menjabat sebagai presiden. Dia menuding sebutan itu adalah pelecehan.
"Itu pelecehan nggak bos? Kan Pak Prabowo bukan presiden?" ujar Arya Sinulingga.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Andre Rosiade mengatakan bahwa panggilan untuk Prabowo Subianto di internal BPN adalah 'presiden'.
Baca Juga: Video Siap Presiden Jokowi Viral, Adian Napitupulu Bilang Begini
"Kalau panggilan Pak Prabowo di internal kami adalah presiden dan purnawirawan itu hormat dengan sepenuh hati, lalu Pak Prabowo membalas hormat dengan sepenuh hati," ujar Andre Rosiade.
Arya Sinulingga kembali menegaskan pernyataannya terkait sebutan presiden untuk Prabowo Subianto.
"Purnawirawan itu melakukan pelecehan terhadap Pak Prabowo. Pak Prabowo bukan presiden dan nggak ada yang tahu itu purnawirawan. Kan katanya (sebutan presiden untuk Prabowo--RED) internal mereka. Itu pelecehan karena Pak Prabowo bukan presiden," ujar Arya Sinulingga.
Menurut Arya Sinulingga, Prabowo Subianto seharusnya menolak para purnawirawan TNI itu untuk menyebut Prabowo sebagai presiden. Sebab, imbuhnya, Prabowo bukan presiden.
"Beliau (Prabowo (RED) bukan presiden. Itu justru pelecehan terhadap beliau (Prabowo--RED) sendiri dan pelecehan terhadap jabatan presiden. Kasihan Pak Prabowo dan kasihan purnawirawannya yang seolah terilusi, bertemu Prabowo seolah dia presiden. Padahal bukan," kata Arya Sinulingga.
Andre Rosiade kembali menegaskan bahwa 'presiden' merupakan panggilan internal Gerindra untuk Prabowo Subianto. Namun, Andre Rosiade mengalihkan fokus pembicaraan ke dugaan kecurangan pemilu.
"Sebenarnya ini bukan fokus kami. Fokus kami adalah membongkar kecurangan yang ada. Kita lebih menarik berdiskusi soal kecurangan. Itu lebih menarik dibongkar," ujar Andre Rosiade.
Pernyataan tersebut disambut tawa dan senyum oleh Arya Sinulingga. Diskusi dari video 'siap presiden' pun beralih ke kecurangan pemilu.
Penyiar TV One pun mengarahkan untuk mengembalikan diskusi ke tema viralnya video 'siap presiden'.