Suara.com - Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas membahas pemindahan ibu kota negara di Istana Negara, Senin (29/4/2019).
Dalam rapat itu, salah satu agenda pembahasannya adalah memindahkan ibu kota negara yang sudah sejak lama digaungkan.
Jakarta sebagai ibu kota negara kekinian dinilai tidak lagi cukup mampu menopang berbagai kegiatan kenegaraan.
Terlebih, kondisi geografis Jakarta yang terus mengalami penurunan tanah setiap tahun, menyebabkan kota ini tidak lagi aman sebagai pusat pemerintahan negara.
Baca Juga: Mendag Enggar Ngaku Tak Lagi di Kantor saat Ruang Kerja Digeledah KPK
Jauh sebelum kepemimpinan Jokowi, yakni sejak Soekarno menjabat presiden, ada wacana untuk memindahkan ibu kota negara.
Dengan berbagai pertimbangan, pemindahan tersebut hingga kini belum juga terlaksana.
Berikut Suara.com merangkum beberapa kota yang disebut-sebut menjadi kota pilihan pengganti Jakarta sebagai ibu kota negara.
1. Palang Karaya, Kalimantan Tengah
Wacana pemindahan ibu kota negara menuju Palang Karaya, Kalimantan Tengah sudah ada sejak Soekarno masih memimpin Indonesia. Kala itu, Soekarno menilai Palangka Raya menjadi kota yang lebih ideal, dibandingkan Jakarta yang sudah terbentuk.
Baca Juga: Hasil Geledah Kantor Mendag Enggartiasto Lukita, KPK Sita Dokumen Gula
Pada 17 Juli 1957, Soekarno melakukan pemancangan tiang pertama di Palangka Raya. Namun, penetapan Palangka Raya menjadi ibu kota negara urung dilakukan dengan keluarnya Undang Undang Nomor 10 Tahun 1964 yang menetapkan Jakarta sebagai ibu kota negara.
Wacana pemindahan ibu kota negara menuju Palangka Raya kembali menguat pada era kepemimpinan Presiden Jokowi.
Kota ini dianggap tepat lantaran berada di tengah-tengah Indonesia sehingga bisa mendorong pembangunan di timur Indonesia.
Tak hanya letaknya yang strategis, Palangka Raya juga aman dari bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi hingga banjir.
Meski demikian, Jokowi belum memutuskan apakah kota ini akan menjadi kota pengganti Jakarta sebagai ibu kota negara.
2. Jonggol, Jawa Barat
Soeharto saat masih menjabat sebagai presiden pernah membuat wacana untuk memindahkan ibu kota negara menuju Jonggol, Jawa Barat.
Letaknya yang tidak terlalu jauh yakni hanya berjarak 60 kilometer dari Jakarta membuat kota ini mudah diakses.
Wacana pemindahan ibu kota negara menuju Jonggol tertuang dalam Keppres Nomor 1 Yahun 11997 tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota Rencana Pemindahan Ibu Kota.
Tak hanya lokasinya yang tak jauh dari Istana Bogor, Jonggol memiliki lahan seluas 30.000 hektar kosong yang siap menunjang pembangunan ibu kota negara.
Sayangnya, wacana tersebut batal dilakukan lantaran krisis moneter mendera Indonesia. Soeharto lengser dari jabatannya sebagai presiden.
3. Sidrap, Sulawesi Selatan
Kota Sidrap, Sulawesi Selatan menjadi kota yang ditunjuk oleh Presiden BJ Habibie kala itu sebagai pengganti ibu kota negara.
Letak Kota Sidrap yang berada di tengah Indonesia dinilai akan mampu mengembangkan pembangunan di kawasan timur Indonesia.
Namun, wacana pemindahan itu batal terlaksana lantaran BJ Habibie hanya memimpin Indonesia dalam waktu begitu singkat. Karenanya, proses pemindahan yang memakan waktu cukup lama urung dilakukan.
4. Banyumas, Jawa Tengah
Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), wacana pemindahan ibu kota negara kembali mencuat. Kabupaten Banyumas, Purwokerto, Jawa Tengah menjadi wilayah terkuat sebagai lokasi pengganti Jakarta.
Pada 2010, Pemerintah Kabupaten Banyumas telah menyiapkan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah sebagai ibu kota negara untuk menggantikan Jakarta.
Lokasi Banyumas yang terletak di lereng Gunung Slamet ini cocok menggantikan Jakarta sebagai ibu kota negara karena letak geografinya yang strategis.
Tak hanya itu, Banyumas juga masuk ke dalam 5 besar nominasi kota calon pengganti ibu kota negara setelah Palangka Raya, Banjarmasin, Samarinda dan Pontianak. Namun, belum diresmikan wacana pemindahan ibu kota negara ke Banyumas kembali tenggelam hingga akhir masa kepemimpinan SBY.