Suara.com - Maraknya informasi mengenai kecurangan selama masa Pemilu di media sosial, menuai reaksi beragam dari para warganet. Salah satu warganet bahkan memiliki doa sendiri untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara Pemilu.
Hal ini diketahui melalui unggahan foto dari Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini melalui media sosial twitter.
Melalui foto yang diunggah pada Senin, (29/4/2019) pukul 05.59 WIB itu seorang warganet mengunggah tulisan pada media sosial facebook yang berisikan doa agar Komisioner KPU dikenakan azab jika terbukti curang.
Dalam tulisan warganet yang tidak ditunjukan namanya oleh Titi itu menyebut jika KPU sengaja curang, maka orang-orang yang terlibat didalamnya seperti para komisioner akan dilaknat dan diazab pedih.
Baca Juga: Mantan Jubir Almarhum Gus Dur Ganti Singkatan KPU Komisi Pemakaman Umum
Warganet itu juga berharap azab tersebut juga berlaku bagi keluarga orang-orang KPU seperti istri, anak, bahkan orang tua.
“Apabila KPU dengan sengaja curang dan tidak adil, semoga segera diadzab dan dilaknat oleh Allah SWT, semoga dihinakan hidupnya, keluarganya, anak, istri, dan orang tuanya,” tulis warganet itu.
Namun, warganet itu juga berdoa jika para petugas KPU menjalan tugasnya dengan jujur dan adil, maka mereka akan dilimpahkan rezeki serta derajat yang tinggi di dunia dan akhirat.
Dalam tulisannya, warganet itu mengajak para pembaca agar mengaminkan doa yang ia tulis itu.
“Apabila petugas KPU Jujur dan Adil dalam perhitungan Pilpres kali ini semoga Allah SWT memberikan Rizki yang melimpah, drajat tinggi dunia dan akhirat,” kata warganet itu.
Baca Juga: Update Real Count KPU Senin Pagi: Jokowi 56,19% - Prabowo 43,81%
Sebagai pengunggah foto, Titi mengaku heran dengan unggahan tulisan berisikan doa warganet itu. Ia menyayangkan doa yang disebut akan melaknat KPU itu akan berlaku bagi keluarga KPU itu. Titi juga mempertanyakan makna dari munculnya doa politik tersebut.
“Kenapa doanya harus seperti ini? Dosa kok disuruh tanggung renteng sampai ke keluarga segala. Fenomena doa politik seperti ini punya makna apa ya?” cuit Titi.