Suara.com - Politikus Gerindra, Rachel Maryam ikut menanggapi pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang menyebut Prabowo - Sandiaga unggul dalam perolehan suara Pilpres 2019 di provinsi garis keras.
Rachel yang tidak terima atas pernyataan Mahfud MD, justru balik menuding pihak-pihak yang melakukan tuduhanlah yang merupakah pihak garis keras dan radikal.
"Mereka yang ngaku paling menghargai perbedaan tapi justru yang paling gampang tunjuk jari nuduh radikal dan garis keras pada saudara sebangsanya sendiri yang berbeda pandangan. Kalian tuh yang garis keras dan radikal.. Garis keras dan radikal bodohnya!" cuit Rachel seperti dikutip Suara.com, Senin (29/4/2019).
Sebelumnya, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyebutkan ada empat provinsi yang disebut sebagai provinsi garis keras. Disanalah Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menang perolehan suara di Pilpres 2019.
Baca Juga: Dahnil Anzar Sebut Pernyataan Mahfud MD Bukanlah Seorang Pancasilais
Provinsi-provinsi itu adalah Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan Sumatera Selatan. Mahfud MD menyatakan hal itu dalam sebuah rekaman wawancara dengan sebuah stasiun TV.
"Kalau dilihat kemenangannya di provinsi yang agak panas pak Jokowi kalah. Dan itu diidentifikasi kemenangan pak Prabowo dulunya dianggap sebagai provinsi garis keras yah dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Sumbar, Aceh dan sebagainya, Sulsel juga. Sehingga rekonsiliasi ini penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu. Karena bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini akan maju kalau bersatu," kata Mahfud MD dalam video itu.
Namun lantaran pernyataannya menuai beragam tanggapan, Mahfud MD segera mengklarifikasi ucapannya tersebut.
Dalam akun Twitternya @mohmahfudmd, Mahfud MD mengatakan garis keras yang dimaksud adalah sebuah kefanatikan dan kesetiaan yang tinggi.
"Garis keras itu sama dengan fanatik dan sama dengan kesetiaan yang tinggi. Itu bukan hal yang dilarang, itu term politik. Sama halnya dengan garis moderat, itu bukan hal yang haram. Dua-duanya boleh dan kita bisa memilih yang mana pun. Sama dengan bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," kata Mahfud MD.
Baca Juga: Mahfud MD Klarifikasi Ucapan Prabowo Menang di Provinsi Garis Keras