Dahnil Anzar Sebut Pernyataan Mahfud MD Bukanlah Seorang Pancasilais

Minggu, 28 April 2019 | 23:03 WIB
Dahnil Anzar Sebut Pernyataan Mahfud MD Bukanlah Seorang Pancasilais
Cuitan Dahnil Anzar
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebelumnya, Mahfud MD menyebut Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menang di provinsi-provinsi garis keras dalam sisi agama. Provinsi-provinsi itu adalah Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan Sumatera Selatan.

Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam sebuah rekaman video di Twitter. Mahfud MD menyatakan hal itu dalam sebuah rekaman wawancara dengan sebuah stasiun TV.

Video durasi 1.20 menit itu komentari oleh tokoh-tokoh pendukung Prabowo seperti Fadli Zon, Rizal Ramli dan netizen lain di Twitter, Minggu (28/4/2019) pagi. Di video itu, Mahfud MD mengingatkan jika elit politik sudah harus rekonsiliasi karena Jokowi diakuinya sudah menang mengalahkan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

"Kalau dilihat kemenangannya di provinsi yang agak panas pak jokowi kalah. dan itu diidentifikasi kemenangan pak prabowo dulunya di anggap sebagai provinsi garis keras yah dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Sumbar, Aceh dan sebagainya, Sulsel juga. Sehingga rekonsiliasi ini penting untuk menyadarkan kita bahwa bangsa ini bersatu. Karena bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman dan bangsa ini akan maju kalau bersatu," kata Mahfud MD dalam video itu.

Baca Juga: Dahnil Anzar Anggap 'Lebay' Ajakan Rekonsiliasi untuk Jokowi dan Prabowo

Setelah itu, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut pun mengklarifikasi ucapannya yang menyebutkan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menang di provinsi garis keras dalam sisi agama.

Dalam akun Twitternya, @mohmahfudmd, Mahfud MD mengatakan garis keras yang dimaksud adalah sebuah kefanatikan dan kesetiaan yang tinggi.

Cuitan Dahnil Anzar
Cuitan Dahnil Anzar

"Garis keras itu sama dengan fanatik dan sama dengan kesetiaan yang tinggi. Itu bukan hal yang dilarang, itu term politik. Sama halnya dengan garis moderat, itu bukan hal yang haram. Dua-duanya boleh dan kita bisa memilih yang mana pun. Sama dengan bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," kata Mahfud.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI