Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Laksmi Wijayanti, mewakili Menteri Lingkungan Hidup (LHK), Siti Nurbaya, meluncurkan "Gerakan Bersih Indonesia", di di panggung utama area car free day (CFD), Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, baru-baru ini. Gerakan ini diluncurkan sebagai bagian dari upaya menangani masalah sampah di Indonesia.
Gerakan Indonesia Bersih, yang sekaligus menjadi identitas nasional semua kegiatan aksi bersih atau peduli sampah ini, diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai pelaksana teknis harian. Acara ini diluncurkan pertama kalinya kepada publik sebagai bentuk ajakan agar setiap individu bisa bergerak bersama, lebih peduli mengurangi sampah, dan mengelola sampah harian mereka dengan baik.
“Gerakan Indonesia Bersih adalah gerakan kita bersama. Tidak bisa kita pungkiri bahwa menjaga Indonesia bersih adalah tanggung jawab kita. Apalagi pengelolaan sampah menjadi program pemerintah yang harus dilakukan secara terpadu oleh semua pihak. Selain itu, pengelolaan sampah harus memiliki manfaat ekonomi dan lingkungan, serta harus dapat mengubah perilaku masyarakat,” tutur Luhut dalam acara tersebut, Minggu (28/4/2019).
Menjadi salah satu negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya kelautan dan perikanan, termasuk potensi wisata yang sudah menjadi tujuan dunia. Di sisi lain, Indonesia juga berhadapan dengan masalah sampah plastik yang sudah mencemari laut dan berdampak merusak ekosistem laut.
Baca Juga: KLHK Sambut Baik Penolakan Praperadilan Tersangka Kasus Kayu Ilegal
Melihat kondisi ini, sudah saatnya seluruh lapisan masyarakat menyadari dampak penggunaan plastik yang dipakai sehari-hari dan bertindak.
Sejumlah organisasi, komunitas dan individu dari berbagai kalangan yang hadir dalam acaraini menyadari bahwa pencemaran sampah plastik semakin tidak terkendali akibat gaya hidup masyarakat yang serba instan dan tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu perlu diberikan edukasi yang bermanfaat dan konsisten bagi masyarakat Indonesia, agar masyarakat lebih sadar untuk peduli dan mengambil langkah nyata.
Pada kesempatan yang sama, Laksmi Wijayanti mengatakan, bahwa bersih-bersih sebenarnya merupakan budaya Indonesia sejak dahulu, namun dilalaikan.
"Gerakan Indonesia Bersih ini diharapkan menjadi sesuatu yang mengingatkan Indonesia akan budaya baik yang pernah ada. Gerakan ini merupakan bagian dari revolusi mental, bukan hanya mengurangi sampah tapi menangani atau mengelola sampah," harapnya.
Menurutnya, KLHK telah memfasilitasi berbagai pemangku kepentingan untuk melakukan inisiatifnya, seperti bank sampah di masyarakat. Gerakan ini harus dari kesadaran pemangku kepentingan.
Baca Juga: KLHK Resmikan Sejumlah Fasilitas Pengelolaan Sampah di Jabar
Adapun target secara nasional, KLHK menyasar lokasi strategis seperti pesisir laut, dimana terdapat tumpukan sampah yang mencemari, bukan hanya kawasan perairan, tapi kawasan daratan yang berbatasan dengan perairan. Sementara itu, dalam suatu kesempatan, Menteri LHK, Siti Nurbaya pernah menerangkan, telah banyak program yang dilakukan pemerintah dalam penanganan masalah sampah, seperti menyediakan fasilitas TPS 3R, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Program Waste to Energy (PLTS), Instalasi Pengolahan Air Limbah, Sistem Pengolahan Sampah Refuse Derived Fuel ataupun Gerakan Industri Hijau.
"Namun dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa ini, tentulah diperlukan perubahan kebiasaan terhadap sampah. Peduli terhadap makanan atau barang yang dibeli, tidak hanya isinya tetapi juga bungkus atau kemasannya. Saya sangat berharap, kita semua selaku masyarakat Indonesia yang bertanggung jawab, dapat berperan dan mengambil bagian dalam mendukung Gerakan Indonesia Bersih dengan menjadi contoh nyata sebagai manusia yang peduli akan kebersihan lingkungannya,” imbau Menteri Siti.
Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, Novrizal Tahar, pada kesempatan ini juga menuturkan pendapatnya.
“Secara ideal, pengelolaan sampah itu harus dilakukan secara personal, kemudian melakukan tindak lanjut, yaitu pemilahan sampah. Hal ini yang harus dibangun kesadarannya secara personal,” ujarnya.
Menurut Novrizal, secara esensi, bila sampah telah dipilah sejak awal, misalnya sampah kaca, plastik, dan lain sebagainya, maka benda-benda ini bisa dikumpulkan untuk menjadi bahan baku. Namun lemahnya kemampuan masyarakat dalam pemilahan, membuat seluruh bahan baku tadi tercampur, mengakibatkan usaha pemilahan yang di lakukan di TPA menjadi lebih besar.
Peluncuran Gerakan Indonesia Bersih ini dihadiri oleh beragam komunitas yang peduli dengan masalah sampah di Indonesia, para relawan kebersihan, juga dihibur oleh artis ternama Titik Puspa yang menyanyikan lagu Sampah Sayang. Selain beragam aktivitas menarik, ada juga aksi bersih-bersih dari para relawan dan pengunjung car free day.
Yuk mulai ambil langkah kecil demi #IndonesiaBersih!