Dirinya pun mengajak masyrakat untuk berpikir jernih dan tidak tinggal diam menghadapi persoalan terkait demokrasi.
"Nyatanya banyak para pejuang-pejuang demokrasi sekarang, kita kan geregetan sekali terhadap situasi hiruk pikuk yang luar biasa, kecurangan yang bersifat masif, terstruktur, sistematis, ugal-ugalan, dan brutal," sambungnya.
Setelah itu, Hasto Kristiyanto gantian membantah pernyataan Priyo Budi Santoso. Dirinya melempar balik tuduhan demokrasi ugal-ugalan itu pada BPN.
"Rakyat telah menunjukkan tradisi demokrasi yang baik, semua berjalan dengan aman, hanya elitenya yang kemudian mempersoalkan segala sesuatunya. Padahal, kalau Pak Priyo mengatakan terjadi kecurangan, tempuh saja lewat Mahkamah Konstitusi," jelasnya. "Kenapa kemudian harus mengatakan people power? Justru demokrasi yang ugal-ugalan yang seperti itu, maka mari kita kembali pada trek."
Baca Juga: Erin Taulany akan Dikonfrontir Pelapor Kasus Diduga Hina Prabowo
Hasto Kristiyanto juga mengaku sependapat dengan Yunarto Wijaya soal perilaku BPN yang merugikan Prabowo.
"Saya sependapat dengan Bung Yunarto, kita malah justru kasihan sama Pak Prabowo dalam situasi seperti ini," ujar Hasto Kristiyanto.
Ia menyayangkan upaya pendukung Prabowo dalam memenangkan paslon yang diusung dengan cara memprovokasi rakyat, yang menurutnya tidak sesuai mekanisme demokrasi.
"Ada mekanisme ke Mahkamah Konstitusi untuk menyampaikan gugatan, kenapa harus melakukan upaya memprovokasi rakyat dengan dasar klaim secara sepihak tadi atas kemenangannya?" tutur Hasto Kristiyanto.
Dirinya kemudian mengundang BPN untuk bertemu dengan TKN serta PDI-P dan mengaudit data rekapitulasi, yang ia sebut telah dilakukan dengan benar. Ia juga menekankan agar BPN menghentikan klaim kemenangan secara sepihak.
Baca Juga: Update Real Count KPU Jumat Siang: Prabowo Kesulitan Menyalip Suara Jokowi
"Jangan sekali-sekali di hadapan rakyat melakukan klaim secara sepihak, apalagi menyatakan kemenangan secara sepihak," tegasnya.