Suara.com - Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo membantah jika pihaknya memberi tawaran pekerjaan kepada MAA (19), remaja asal Payakumbuh, Sumatera Barat yang diduga meretas situs Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sebelumnya, pihak keluarga pemuda asal Payakumbuh tersebut menyebut jika Tim Cyber Mabes Polri menawarkan pekerjaan.
"Tidak benar (ada tawaran pekerjaan)," ujar Dedi melalui pesan singkat, Jumat (26/4/2019).
Pihak keluarga MMA di Payakumbuh sempat menyebut jika MMA mendapat tawaran bekerja di Polri atau KPU. Hal tersebut karena MMA dinilai sebagai aset berharga yang harus dilindungi dan harus dicarikan pekerjaan.
Baca Juga: Diduga Retas Website KPU, Pemuda Payakumbuh Diperiksa di Mabes Polri
Sebelumnya, Orang tua MA (19), warga Kelurahan Nunang Daya bangun, Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh yang ditangkap tim cyber Mabes Polri pada Senin (22/04/2019) membantah anaknya melakukan percobaan ilegal ingin meretas website KPU RI.
Menurut keluarga, Arik hanya berupaya memperingati tim IT KPU RI karena menemukan Bug Open Redirection yang terbuka dan menjadi celah untuk dibobol.
“Anak saya bukan berniat untuk membobol website KPU. Tetapi untuk menolong. Terjadi mis komunikasi antara anak saya dengan tim IT KPU yang berujung pada penangkapan anak saya oleh tim Cyber Mabes Polri," kata orang tua Arik, Dedi Hendri melalui akun Facebook pribadinya yang diunggah, Rabu (24/04/2019) pagi sebagaimana dilansir Covesia.com (jaringan Suara.com).