Suara.com - Pengamat Politik Ray Rangkuti menyarankan kepada Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama untuk tidak menggelar Ijtima Ulama III yang akan digelar dalam waktu dekat. Sebab publik sudah tidak peduli dengan hal seperti itu.
Kata Ray, jika Ijtima Ulama tetap digelar berdampak pada hilangnya wibawa dari Ijtima Ulama.
"Kalau saran saya sih ya, kalau mereka mau melakukannya silahkan. Tapi saran saya (Kalau Ijtima Ulama III digelar) lama lama mereka kehilangan wibawa, publik juga kehilangan respect kepada aktivtas-aktivitas itu," ujar Ray kepada Suara.com, Jumat (26/4/2019).
Sebab kata Ray, Ijtima Ulama sudah menunjukkan adanya kepentingan politik, bukan lagi murni Ijtima Ulama.
Baca Juga: Ijtima Ulama III Bakal Digelar, TKN: Tunggu Saja Keputusan KPU
"Sebab sudah jelas indikasinya semuanya sudah menjelaskan secara terang benderang bahwa pamor yang namanya Ijtima Ulama itu sudah kehilangan," kata dia.
Diketahui Ijtima Ulama III akan digelar oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Ijtima Ulama III tersebut digelar untuk membicarakan langkah-langkah GNPF Ulama melihat situasi bangsa pasca Pemilu 2019 serta akan menentukan sikap yang ditempuh ulama dan umat Islam dalam menyikapi kecurangan dalam pemilu.
Direktur Lingkar Madani Indonesia menilai masyarakat sudah melihat bahwa Ijtima Ulama bukan lagi sekedar kegiatan keagamaan, melainkan kegiatan politik.
"Kalau mau melakukan silahkan, tapi saran saya lebih baik tidak perlu lagi karena itu akan mengurangi respect publik terhadap bukan saja terhadap Ijtima ulama tapi terhadap syiar-syiar keislaman di masa yang akan datang," tandasnya.
Baca Juga: GNPF Ulama Akan Gelar Ijtima Ulama III Pasca Pemilu 2019
Sebelumnya, Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif mengatakan, Ijtima Ulama III dirumuskan oleh ulama-ulama yang tergabung ke dalam PA 212 dan akan digelar sebelum memasuki bulan suci Ramadan.