PA 212: Prabowo Dengarkan Saran Ulama untuk Tidak Temui Jokowi

Kamis, 25 April 2019 | 18:36 WIB
PA 212: Prabowo Dengarkan Saran Ulama untuk Tidak Temui Jokowi
Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif mengklaim, Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mendengarkan saran ulama untuk tidak bertemu dengan Capres nomor undi 1 Jokowi usai hari pemungutan suara Pilpres 2019, pekan lalu.

Slamet menuturkan, persamuhan Prabowo – Jokowi itu riskan karena menurutnya kecurangan dalam penghitungan suara pilpres masih marak.

Ia mengakui, usulan agar kedua peserta pilpres itu segera bertemu seperti disarankan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan banyak tokoh ormas Islam adalah baik.

"Tapi ini masih sangat riskan. Kami fokus mengumpulkan C1, bukti kecurangan dan membuktikan adanya kecurangan. Ada saatnya nanti Insya Allah bertemu," kata Slamet di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2019).

Baca Juga: Sebanyak 36 Pengawas Pemilu 2019 di Kabupaten Bekasi Tumbang

Slamet mengungkapkan, para ulama pro-Prabowo turut memberikan saran agar sang capres menunda ajakan pertemuan dari pihak Jokowi.

"Ya beliau kan selama ini dengar saran ulama. Jadi, ulama menyarankan jangan bertemu dulu, biarkan fokus dengan pekerjaannya masing-masing dan alhamdulillah beliau ikut saran itu demi kebaikan bersama, insya Allah.”

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat meminta Jokowi dan Prabowo bertemu untuk menyejukkan kondisi di tengah masyarakat yang memanas saat masa penghitungan suara.

Untuk diketahui, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku optimistis situasi di Indonesia akan aman seusai Pemilu dan Pilpres 2019. Wapres JK mengatakan, Indonesia bukan merupakan negara yang baru kali pertama menggelar pesta demokrasi.

"Optimistis, dalam sejarah 4 kali pemilihan langsung enggak pernah terjadi apa-apa. Aman-aman saja," kata Wapres JK seusai melakukan kunjungan ke PT Kawasan Berikat Nusantara di Cakung, Jakarta, Selasa (23/4/2019).

Baca Juga: JPU Hadirkan Saksi Ahli Sosiologi, Kuasa Hukum Ratna Sarumpaet Keberatan

Menurut JK, suasa panas saat penghitungan suara Pemilu 2019 hanya terjadi di media sosial. Sementara kata dia, kehidupan sehari-hari masyarakat tetap berlangsung seperti biasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI