Suara.com - Satu lagi pejuang demokrasi berguguran, adalah Bambang Saptono (52) anggota Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS) di Semarang, ia meninggal dunia pada Rabu (24/4/2019), pukul 17.29 WIB.
Bambang diduga kelelahan setelah proses penghitungan suara di TPS 12 Kelurahan Barusari Kota Semarang yang memakan waktu sampai pukul 04.30 WIB. Kondisi itu menyebabkan sakit livernya kambuh.
Sebelumnya Bambang sempat dibawa ke rumah sakit usai proses penghitungan pada Kamis (18/4/2019) pagi oleh keluarganya karena mengeluh bagian perutnya sakit dan kesehatannya turun drastis.
"Pagi setelah penghitungan suara ngeluh sakit perutnya, badannya pucat, lalu dibawa ke Rumah Sakit Tentara (RST) dirawat inap," ungkap keponakan almarhum Bambang, Naga Pratono, di rumah duka Jalan Kaligarang 21 Semarang, Rabu (24/4/2019) malam.
Baca Juga: Ada Anggota KPPS Meninggal di Surabaya, Ini Langkah Wali Kota Risma
Usai dirawat inap di RST Semarang, kesehatan Bambang tampak mulai membaik dan sempat dibawa pulang kembali. Namun, pada Selasa (23/4/2019), kesehatannya kembali ngedrop, keluarga kembali membawanya ke IGD RSUP dr Kariadi Semarang.
"Dibawa ke IGD RS Kariadi, rawat inap juga karena sudah sangat ngedrop dirujuk ke ICU, tapi belum sampai rawat ICU meninggal dunia," imbuh Pratono.
Jenazah almarhum lalu dibawa pulang di kediamannya, para tetangga dan anggota KPPS TPS 12 ramai melayat. Rencananya akan dimakamkan pada Kamis (25/4/2019) hari ini di TPU Bergota Semarang sekitar pukul 14.00 WIB.
Ketua KPPS 12 Basuki Suwandani mengatakan, di mata rekan anggota KPPS, sosok Bambang Saptono merupakan pekerja yang giat, bertanggung jawab kepada tugasnya.
"Seminggu sebelum pencoblosan dia sudah sakit, mukanya pucat dan bola matanya menguning, tapi tak dirasakan karena dia merasa bertanggung jawab pada tugasnya sebagai KPPS dan ikut bertugas dari pagi sampai pagi kembali," ujar Basuki.
Baca Juga: Petugas KPPS Meninggal di Sumsel Tak Ditanggung BPJS
Basuki bersama rekan KPPS lainnya sebenarnya sudah bersiap menjenguk almarhum pada Rabu sore karena mendengar kondisi almarhum menurun saat rawat inap di RS Kariadi.