Maskulinisme adalah bagian dari budaya patriarki yang menempatkan perempuan sebagai 'gender kedua' alias warga negara rendahan.
Ferrell Christensen, filsuf yang menjadi profesor di University of Alberta Kanada, menjelaskan maskulinisme dipakai sebagai terminologi untuk merujuk situasi politik, ekonomi, sosial dan budaya yang didominasi karakter maskulin nan macho seorang pria.
Dengan demikian, banyak lelaki yang tak mau dianggap salah kalau berhadapan dengan perempuan, termasuk dalam kasus pelecehan seksual.
"This is why we need feminism (Inilah alasan kita membutuhkan feminisme, -red)," kata korban mengakhiri tulisannya di media sosial.
Baca Juga: Ada Penusukan dan Pelecehan Seksual, TransJakarta Timbang Tambah CCTV
Catatan Redaksi: Foto dalam artikel ini sudah diganti dengan ilustrasi pada hari Kamis (25/4/2019) pukul 13.00 WIB. Teks dalam artikel ini juga kembali disunting. Semua itu merupakan respons atas kritik dari publik dan korban.
Redaksi Suara.com juga sudah menghubungi korban untuk meminta maaf karena sebelumnya menggunakan foto dirinya, sehingga secara etiket tak melindungi korban pelecehan seksual.
Dengan ini, kami meminta maaf kepada korban dan publik atas kesalahan tersebut.