Lapor Pelecehan Seksual, Penumpang Malah Disebut Petugas KAI Anak Karaokean

Kamis, 25 April 2019 | 13:29 WIB
Lapor Pelecehan Seksual, Penumpang Malah Disebut Petugas KAI Anak Karaokean
Seorang perempuan mengacungkan tangan tandan penolakan. Ilustrasi pelecehan seksual. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketika itulah korban mengumpulkan segenap keberaniannya untuk bertindak. Ia berdiri dari kursi dan melaporkan kejadian yang ia alami ke kondektur.

Pelaku AR sempat berusaha kabur untuk turun dari kereta di stasiun terdekat. Tapi, AR berhasil ditangkap karena kereta tak berhenti di setiap stasiun.

Korban lalu mengatakan akan melaporkan pelecehan seksual itu ke anak dan istri AR dan mengadukannya ke ayah.

Setelah dilawan, pelaku sempat secara enteng meminta maaf kepada korban.

"Ayo Mbak, saya minta maaf, shake my hand (salaman) biar sama-sama enak," terang korban mengulangi pernyataan pelaku saat itu.

Tak hanya dilecehkan oleh pelaku, korban juga merasa martabatnya direndahkan oleh petugas PT KAI yang bertugas di kereta.

Sebab, ketika ia mengadukan peristiwa itu, petugas keamanan kereta justru menyebutnya seperti 'anak karaokean'. Tak hanya itu, petugas keamanan KAI juga menyebut korban sebagai 'bukan anak baik-baik'.

"Ah biasalah Mbak, namanya juga cowok. Mending kita omongin baik-baik. Dia pelanggan, saya harus jaga privasinya. Lagi pula, mbaknya lagian terlihat seperti anak karokean. Bukan anak baik-baik, jelas aja dia berani," kata korban menirukan ucapakan petugas keamanan KAI.

Atas dasar pengalamannya itulah, korban menegaskan setiap kaum perempuan maupun laki-laki harus mengetahui prinsip-prinsip kesetaraan gender.

Baca Juga: Ada Penusukan dan Pelecehan Seksual, TransJakarta Timbang Tambah CCTV

Untuk diketahui, laki-laki kerap melanggengkan pola pikir yang merendahkan perempuan atau yang disebut sebagai maskulinitme sebagai turunan dari budaya patriarki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI