Johannes Suryo: Prabowo Biasa Kalah Sejak Pilpres 2004

Selasa, 23 April 2019 | 10:03 WIB
Johannes Suryo: Prabowo Biasa Kalah Sejak Pilpres 2004
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di Kediamannya Kartanegara, Jakarta, Kamis (18/4). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Eks Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen (Purnawirawan) Johannes Suryo Prabowo mengunggah sebuah video yang menunjukan seorang ibu menangis karena ingin melihat Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menjadi presiden. Video itu ditunjukannya sebagai wujud kesedihan melihat kecurangan Pilpres 2019.

Video tersebut memperlihatkan seorang ibu yang menggendong anak kecil sambil menangis. Dalam video berdurasi 24 detik tersebut, sang ibu menegaskan meskipun Prabowo kalah namun tetap menang di hatinya.

"Prabowo kalah. Tapi menang selalu di hati kami. Presiden kami tetap Prabowo. Pak Prabowo bagilah negara ni, kami milih kamu pak Prabowo, presiden kami tetap Prabowo Sandi," kata Ibu itu sambil terisak.

Sambil mengunggah video tersebut, Suryo Prabowo menilai kalau mayoritas masyarakat tersakiti karena melihat banyaknya kecurangan dalam Pilpres 2019.

Baca Juga: Real Count KPU Selasa Pagi: Jokowi 54,84% - Prabowo 45,16%

Menurutnya, Prabowo akan selalu tegar jika kecurangan terus menerpanya bahkan saat dirinya maju sebagai wakil presiden di Pilpres 2004.

Karena itu menurutnya, kecurangan yang terjadi di Pilpres 2019 bukan melukai Prabowo, akan tetapi melukai hati masyarakat.

"Mayoritas rakyat tersayat hati dan perasaannya oleh kecurangan Pilpres. Prabowo biasa kalah sejak Pilpres 2004, dia tegar dan gentle menerima kekalahan," kata Suryo Prabowo dalam akun Twitternya @berteman_mari pada Selasa (23/4/2019).

"Tapi kecurangan Pilpres 2019 sangat keterlaluan. Terjadi luas dan terang benderang. Ini melukai hati rakyat, bukan hati Prabowo," pungkasnya.

Baca Juga: Jokowi Akui Ada Pesan Rahasia yang Dititip ke Luhut untuk Prabowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI