3 Anak Orang Terkaya di Denmark Tewas Kena Ledakan Bom Gereja Sri Langka

Senin, 22 April 2019 | 19:08 WIB
3 Anak Orang Terkaya di Denmark Tewas Kena Ledakan Bom Gereja Sri Langka
Sebuah mobil ambulan disiagakan di depan gereja yang terkena ledakan di Sri Lanka saat perayaan Paskah. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang anak orang terkaya di Denmark tewas dalam serengan bom gereja yang terjadi di Sri Langka. Ketiganya anak Anders Holch Povlsen dan istrinya kehilangan tiga dari empat anak mereka.

Bom itu meledak saat Paskah di Sri Lanka. Juru bicara perusahaaan mode Povslen menolak memberikan informasi lebih lanjut.

Namun media Denmark menyebutkan bahwa keluarga Povslen sedang menikmati liburan di Sri Lanka.

Serangkaian pengeboman di gereja dan hotel mewah di seluruh Sri Lanka menewaskan 290 orang dan melukai sekitar 500 orang lainnya dalam serangan Minggu. Penyelidik senior, Senin, mengungkapkan bahwa tujuh pelaku bom bunuh diri ikut tewas dalam serangan tersebut.

Baca Juga: Bom Kembali Meledak Dekat Gereja Sri Langka saat Dijinakkan

Povslen merupakan pemilik perusahaan mode Bestseller, yang mencakup sejumlah merek seperti Vero Moda dan Jack & Jones. Miliarder tersebut juga menjadi pemegang saham mayoritas Asos, pengecer pakaian dan kosmetik terbesar di Inggris.

Menurut majalah Forbes, Povslen memiliki banyak properti di Skotlandia.

Baru saja, Senin (22/4/2019), bom kembali meledak dekat gereja di Sri Langka saat dijinakkan. Ledakan terjadi pada Senin (22/4/2019) waktu setempat.

Bom itu meledak di sebuah mobil van di dekat gereja di Sri Lanka, tempat banyak orang tewas sehari sebelumnya karena ledakan bom yang sama. Bom itu meledak saat pasukan berupaya menjinakkan bom.

"Mobil van tersebut meledak saat unit penjinak bom dari Satuan Tugas Khusus (STF) dan pasukan udara berupaya menjinakkan bom," kata dia.

Baca Juga: Korban Tewas Serangan Bom Saat Paskah di Sri Lanka Bertambah Jadi 290 Orang

Juru bicara pasukan keamanan belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI