3. Program dan gagasan
"Terus terang janji-janjinya Prabowo-Sandi banyak yang dekat dengan hati gue. Sebenarnya, lebih tepatnya janjinya Sandi, bukan janjinya Prabowo," jelas penulis kelahiran Singapura ini.
Janji-janji yang dimaksud adalah revisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), menjadikan Novel Baswedan sebagai jaksa agung, dan membuat satu kartu multifungsi.
Sedangkan untuk program-program Jokowi, Pandji Pragiwaksono mengaku tidak akan begitu merasakan dampaknya, tetapi karena realisasinya lebih logis dan memungkinkan, maka dari itu ia lebih setuju dengan Jokowi.
Baca Juga: TKN Jokowi - Ma'ruf Tantang BPN Prabowo - Sandiaga Buka Data Real Count
Tak hanya itu, ayah dua anak ini juga ingin melihat periode kedua seorang presiden, yang biasanya lebih idealis dan tak lagi terkesan berhati-hati
"Term kedua biasanya lebih progresif, lebih idealis, lebih apa adanya, lebih all out karena 'toh gue enggak akan kepilih lagi, ya sudah gue jalani saja apa adanya.' Nah ini yang kepengin gue lihat dari Pak Jokowi, ada gebrakan-gebrakan apa," katanya.
4. Suara hati
Pada aspek keempat ini, Pandji Pragiwaksono mengakui alasannya kurang logis, karena memang muncul dari hati, yakni, ia tak ingin ada lagi pertarungan babak ketiga antara Jokowi dan Prabowo.
Menurutnya, jika yang terpilih pada Pilpres 2019 adalah Prabowo, maka Jokowi bisa saja nyapres lagi pada 2024, dan lagi-lagi, bersaing dengan Prabowo.
Baca Juga: Unggahan Hina Prabowo Diakui Andre Taulany Bukan Bikinan Istri
Sementara itu, jika Jokowi terpilih lagi, pada 2024 Prabowo kemungkinan tidak akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden karena sudah terlalu tua, lalu munculah nama-nama baru yang bisa jadi lebih seru.