Hal tersebut terjadi seusai Ahmad Hattari menunaikan salat Jumat di Masjid Nurul Bahar Kelurahan Tomalou, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Jumat (19/4) pekan lalu.
Nurdin Conoras, saksi mata, mengatakan anggota Komisi XI DPR RI itu diberi kesempatan untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat pascapelaksanaan pencoblosan seusai Jumatan di Masjid Nurul Bahar.
Ahmad Hattari yang kembal menjadi Caleg Nasdem untuk DPR RI di pemilu tahun 2019 itu, dalam pengarahannya justru menyampaikan hal-hal yang menyinggung perasaan jemaah dan masyarakat Tomalou, bahkan sudah cenderung provokatif.
"Saat itu, Ahmad Hattari melampiaskan kekecewaannya atas perolehan suara di Kelurahan Tomalou yang hanya mencapai 700 suara. Padahal dia merasa selama ini memberikan bantuan di kelurahan tersebut yang berdampingan Kelurahan Gurabati, tempat tinggal Ahmad Hattari," katanya.
Baca Juga: Bawaslu Jateng: 93 Panwaslu Tertimpa Musibah
Mendengar pernyataan Ahmad Hattari itu, jemaah masjid marah dan langsung mengejarnya, bahkan ada yang berusaha memukulnya. Tetapi beruntung ada jemaah dan aparat kepolisian yang mencoba menghalangi.
Ahmad Hattari yang menggunakan mobil bernomor polisi DR 57 AH berhasil meninggalkan lokasi setelah sejumlah pengurus masjid dan aparat kepolisian melerai amarah jemaah.
Jemaah masjid dan massa yang marah kemudian membuka seluruh karpet dan jam dinding bantuan Ahmad Hattari.
Setelahnya, semua karpet dan jam dinding itu langsung dibawa jemaah masjid ke kediaman Hattari di Kelurahan Gurabati.
Curi Kotak Suara
Baca Juga: Aneh! Siang Pencoblosan, Malamnya Real Count BPN Nyatakan Prabowo Menang
Fenomena caleg gagal yang depresi bukan kali ini saja terjadi. Pada Pemilu 2014, ketika politik uang merajalela, justru menjadi bumerang bagi mereka sendiri.