Suara.com - Dewi Wulandari langsung jaga surat suara sehari setelah melahirkan. Dewi Wulandari adalah ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas.
Dewi Wulandari melahirkan pada 16 April 2019, keesokan harinya, 17 April dia langsung berdiri, berjalan dan betugas di KPPS tempat dia jaga surat suara. Sebelum melahirkan, Dewi Wulandari menjalankan tugasnya dalam kondisi hamil.
“Luar biasanya PPS tersebut hanya istirahat sehari. Kemudian pada hari Pemilu sampai dengan rekap di tingkat PPK beliau tetap menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai PPK dengan baik. Luar biasa buat beliau Mba Dewi Wulandari,” kata Ketua KPU Banyumas Imam Arif Setiadi.
Anggota KPPS meninggal
Baca Juga: Total 54 Petugas KPPS Meninggal Dunia saat Mengawal Surat Suara, 32 Sakit
Beberapa petugas Pemilu 2019 di Banyumas meninggal dunia usai menjalankan tugasnya. Diduga, mereka meninggal dunia setelah kelelahan menjalankan tugasnya.
“Dari laporan yang sudah terverifikasi ada tiga petugas penyelenggara pemilu yang meninggal setelah menjalankan tugasnya. Kami menyampaikan turut berduka cita,” kata Imam Arif Setiadi, Minggu (21/4/2019) kemarin.
Petugas yang meninggal dunia ini yakni Sopiah yang bertugas sebagai kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di tempat pemungutan suara (TPS) 09 Desa Banjarsari Kidul, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Kemudian yang terbaru atas nama Slamet, anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK) Purwokerto Barat yang bertugas di TPS 09, Kelurahan Kober, Purwokerto Barat.
Untuk yang di Sokaraja, kata dia, petugas KPPS tersebut meninggal setelah mengalami kecelakaan di jalan raya. Diduga, karena faktor kelelahan, dirinya kurang berkonsentrasi ketika berkendara.
Sedangkan untuk anggota PPK Purwokerto Barat, dari informasinya, meninggal pada Minggu (21/4/2019). Sebelumnya, setelah selesai menjalankan tugasnya, ia pulang dalam kondisi kelelahan dan kondisi kesehatannya semakin menurun.
Baca Juga: KPU: Dua Ketua KPPS Ini Meninggal Dipicu Kelelahan Tugas Pemilu
Terbaru, kata Imam, Sudiran anggota Linmas Desa Cikakak Kecamatan Wangon juga meninggal dunia karena diduga kelelahan. Atas kejadian ini, Imam meminta dan telah menyampaikan ke jajarannya untuk melakukan pendataan secara menyeluruh di Kabupaten Banyumas. “Saat ini kita belum mendata, karena semua petugas belum selesai karena masih fokus melakukan rekapitulasi,” katanya.
Sementara, seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas di TPS 5 Desa Pingit Lor, Kecamatan Pandanarum meninggal dunia. Diperoleh infrormasi, Sugiharjo (55) warga Desa Pingit Lor, Kecamatan Pandanarum yang merupakan anggota KPPS ini diketahui meninggal dunia pada Kamis 18 April 2019 sekitar pukul 19.00 WIB.
Sebelumnya, Sugiharjo mengeluh sakit dan tidak enak badan usai menjalankan tugasnya sebagai anggota KPPS pada pemilihan umum serentak 17 April lalu. Terkait informasi tersebut, Ketua KPU Kabupaten Banjarnegara Bambang Puji membenarkan adanya satu anggota KPPS yang meninggal dunia usai bertugas, diduga yang bersagkutan mengalami kelelahan. Sebab dari informasi sebelum meninggal petugas KPPS ini mengeluh sakit.
“Benar ada petugas yang meninggal usai bertugas, yang bersangkutan adalah anggota KPPS di TPS 5 Desa Pingit Lor yang meninggal pada Kamis 18 April sekitar pukul 19.00 WIB,” katanya.
Kasus meninggalnya petugas Pemilu 2019 tak hanya terjadi di Banyumas dan Banjarnegara. Di Bogor, Jawa Barat ada dua orang anggota KPPS yang meninggal dunia. Di Jawa Barat sampai Jumat pekan lalu ada 10 orang petugas pemilu yang meninggal dunia.
Di Jawa Timur, ada 9 petugas pemilu yang meninggal dunia. Di Jawa Tengah, total sudah ada 8 petugas pemilu yang meninggal dunia. Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini meminta pemerintah untuk memberikan kompensasi bagi petugas KPPS yang mengalami kecelakaan kerja saat mengawal Pemilu 2019. Banyak dari petugas KPPS yang sakit dan meninggal dunia karena kelelahan.
Titi mengatakan, hingga saat ini dirinya belum melihat petugas KPPS yang sakit dan meninggal mendapat asuransi dari pemerintah. Titi melihat banyaknya korban pada Pemilu 2019 ini disebabkan oleh beban kerja yang tinggi kepada tenaga kerja Pemilu 2019. Ia kemudian meminta pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun tengan dengan cara membuat kebijakan maupun memberikan kompensasi.