Burhanuddin Muhtadi Buru Penyebar Hoaks yang Tuduh Manipulasi Quick Count

Senin, 22 April 2019 | 12:04 WIB
Burhanuddin Muhtadi Buru Penyebar Hoaks yang Tuduh Manipulasi Quick Count
Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengaku telah dituduh sebagai dalang kebohongan hitung cepat atau quick count Pemilu 2019.

Ia pun tak tinggal diam atas kabar yang disebutnya hoaks itu. Burhan Muhtadi kini tengah mencari si penyebar kabar bohong tersebut.

Pria yang juga berprofesi sebagai dosen dan penulis itu menyatakan, akan segera memolisikan sosok di balik tersebarnya berita palsu itu.

"Ada yang tahu siapa yang pertama kali menyebarkan hoaks yang viral ini? Saya akan laporkan ke polisi segera," tulis @BurhanMuhtadi di Twitter, Senin (22/4/2019).

Baca Juga: 15 Polisi Pejuang Demokrasi Gugur Selama Amankan Pemilu

Ia menyertakan tangkapan layar sebuah unggahan di Facebook pada cuitannya. Unggahan itu menyebutkan, "Burhanuddin Muhtadi adalah dalang kebohongan quick count."

Dirinya dituding telah menjelaskan pada awak media bahwa penyebaran hoaks dan penggalakan post truth merupakan strategi jitu untuk memenangkan Pemilu.

"Ternyata "dalang" Quick Count, dialah yang menatarkan ke seluruh wartawan media tentang kejituan strategi hoaks (kebohongan yang sengaja dibuat), tentang keampuhan post-truth (kebohongan yang dianggap benar karena diucapkan berulang-ulang) dan orang inilah yang benar-benar telah mengabaikan kebenaran dan t..." lanjut si pengguna Facebook.

Burhan Muhtadi lantas membantah kebenaran dari kabar itu dan memberikan keterangan akan kejadian sebenarnya.

Menurut penjelasan Burhan Muhtadi, kala itu ia mengatakan bahwa elektabilitas capres nomor urut 01 petahana Joko Widodo (Jokowi) sulit mencapai 60% karena lantangnya post truth, tetapi dirinya malah dituduh memanfaatkan post truth untuk memanipulasi quick count.

Baca Juga: KPK Akan Periksa Sekjen DPR di Kasus Jual Beli Jabatan Romahurmuziy

"Diskusi ini sudah agak lama. Saya menjelaskan post truth yang menyebabkan elektabilitas Jokowi sulit mencapai 60%. Justru saya dituduh pakai post truth dengan memanipulasi quick count," papar Burhan Muhtadi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI