Sempat Mengkritik, Kini Mahfud MD Puji Kemajuan Kinerja KPU

Senin, 22 April 2019 | 08:01 WIB
Sempat Mengkritik, Kini Mahfud MD Puji Kemajuan Kinerja KPU
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyambangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jakarta, Jumat (6/2).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memuji kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah sempat mengkritiknya. Ia menyebutkan, ada kemajuan dari KPU dalam mengatasi masalah terkait penghitungan suara Pemilu 2019.

Kemajuan itu, disebutkan Mahfud MD, mulai tampak sejak Minggu (21/4/2019) pukul 22.00 WIB. Ia menjelaskan, input data hasil pemungutan suara pilpres lebih lancar.

Menurut guru besar Fakultas Hukum Univeristas Islam Indonesia (FK UII) Yogyakarta itu, input data tiga hari sebelumnya tersendat karena dilakukan secara bersamaan untuk pilpres dan pileg.

Sementara sekarang, Mahfud MD menyebutkan, KPU mengutamakan input data pilpres terlebih dahulu, yang ia anggap sebagai keputusan yang benar, demi menghindari berbagai prasangka.

Baca Juga: Kocak! Pesen Makanan Online, Driver Ojolnya di Tengah Laut

"Ada kemajuan di @KPU_ID sejak jam 22 tadi malam. Input data Pilpres lebih lancar. Tiga hari sebelumnya tidak lancar karena semua data Pilpres, Pilleg (DPR/DPD/DDPRD) berebutan dimasukkan, sehingga terjadi bottle neck, tersendat semua. Betul KPU prioritaskan data Pilpres dulu agar tak dituduh macam-macam," cuit pengguna akun Twitter @mohmahfudmd itu, Senin (22/4/2019).

Sehari sebelumnya, Mahfud MD mengomentari keributan yang muncul dari kedua kubu paslon Pilpres 2019, setelah pendukung paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandi menuduh KPU melakukan kecurangan saat memasukkan data formulir C1 dari sejumlah tempat pemungutan suara (TPS).

Mahfud MD berpendapat, salah satu faktor timbulnya kekacauan itu adalah kurang profesionalnya KPU dalam menangani masalah yang berkenaan dengan teknologi informasi (TI).

"Kekisruhan yang sekarang terjadi, antara lain, disebabkan juga oleh kurang antisipatifnya KPU dalam penanganan IT, sehingga terkesan kurang profesional. Masak, salah input data sampai di sembilan daerah? Masak dalam tiga hari baru terinput 5%?
Penghitung swasta/perseorangan saja sudah lebih di atas 50%," ungkapnya.

Baca Juga: Selfie Bikin Gerbong Kereta Ini Terpaksa Ditutup, Kok Bisa?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI