Suara.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyebut, kesalahan input data jumlah penghitungan suara ke dalam sistem hitung (Situng) murni karena faktor human error.
Sebab, penyelanggara pemilu di tingkat daerah mengalami kelelahan, setelah bekerja melebihi waktu.
Arief menyebut bahwa pekerja di KPU bekerja lebih dari 24 jam. Mereka bekerja mulai dari TPS dibuka hingga perhitungan suara usai. Hal itulah yang membuat kesalahan input data tidak dapat lagi dihindarkan.
"KPU kabupaten/kota itu sejak dimulai, sudah bekerja over time, mungkin petugas entri ini yang kita memang minta kalau bisa dalam waktu 1x24 jam selesai, kerja ngebut. Jadi tentu kita ada kelelahan," kata Arief di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, (20/4/2019).
Baca Juga: Dua Kubu Saling Klaim Kemenangan, KPU: Tunggu Sampai 22 Mei
Arief menjelaskan, cara kerja tersebut akan tetap dilakukan hingga 17 hari ke depan. Hanya saja, jika ditemukan kembali adanya kesalahan KPU akan segera menginformasikan secara terbuka untuk mengkoreksinya.
Arief pun meminta agar masyarakat memantau penghitungan suara, bedasarkan formulir C1 yang sudah diunggah dalam Situng.
Formulir tersebut nantinya akan ditampilkan dalam format scanning dan berita acara untuk memudahkan masyarakat memahami.
"Kalau ada yang menduga kami lakukan kecurangan masa kami publikasikan. Jadi saya tegaskan tidak ada niat untuk curang. Kalau terjadi kesalahan input, murni kesalahan human error," tutur Arief.
Lebih jauh, Arief menambahkan jika Pemilu akan berjalan dengan lancar. Jika nantinya ditemukan kesalahan, pihaknya akan segera menindak lanjuti.
Baca Juga: Usai Pilpres Hoaks Malah Semakin Banyak, KPU Juga Diserang
Terlebih dalam bekerja, KPU selalu diawasi oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
"Kalau orangnya yang salah nanti saya serahkan pada DKPP kalau misalkan ada unsur yang memang dia sengaja berbuat salah," singkat Arief.