Suara.com - Politikus Gerindra Arief Poyuono bersikeras menuduh lembaga survei yang melakukan penghitungan cepat alias quick count sebagai 'lembaga bayaran'. Ia mengatakan hal tersebut di tayangan Mata Najwa, Rabu (17/4/2019) kemarin malam.
"Kalau sebuah lembaga survei, sebelum pilpres dikumpulin di Istana, what's going on?" ujar Poyuono, yang beranggapan bahwa lembaga survei melakukan kecurangan dengan mengelabui masyarakat melalui quick count untuk menentukan hasil real count.
Poyuono kemudian menjelaskan, hasil quick count Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi berbeda dari lembaga survei.
"Yang menang Pak Prabowo," katanya.
Baca Juga: Real Count KPU Terkini: Jokowi 57,78 Persen - Prabowo 42,22 Persen
Ia pun ditantang Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya untuk membuka hasil quick count versi BPN, yang mengklaim kemenangan Prabowo, pada masyarakat, dan dirinya mengaku berani menerima tantangan itu.
Mendengar Pouyono menggebu-gebu saat berbicara tentang kemenangan Prabowo, Koordinator Bidang Penggalangan Khusus DPP Golkar Rizal Mallarangeng mencoba mengungkapkan prinsip demokrasi.
"Salah satu prinsip demokari, kita siap kalah, kita siap menang," ujar Rizal Mallarangeng.
Namun, Pouyono langsung memotongnya dengan membantah, "Lo, kita tidak siap kalah. Kita menang! Kita menang kok!"
Saat ditanyai Najwa Shihab, selaku pemandu acara, terkait latar belakang keyakinan BPN bahwa Prabowo menang, Pouyono mengaku telah memiliki saksi-saksi di TPS yang juga melakukan penghitungan.
Baca Juga: Menang Quick Count, Jokowi - Maruf Amin Kumpulkan Ketum Parpol Pendukung
"Kami mengambil sampelnya itu, 50 ribu TPS, menang Prabowo. (Hasilnya) 54 persen lebih," tegasnya.