Bloomberg melihat aksi massa tersebut menguntungkan Prabowo Subianto ketika hendak mencalonkan diri sebagai presiden di Pilpres 2019.
Peristiwa itu memastikan pemilihan presiden akan dilatarbelakangi oleh meningkatnya pengaruh Islam konservatif. Bagi banyak pengamat, kerusuhan dua tahun lalu mendorong Jokowi memilih seorang ulama terkemuka, Maruf Amin sebagai pasangannya.
Peneliti International Institute for Strategic Studies, Aaron Connolly, membandingkan Pilpres 2019 dengan Pilpres 2014. Menurut Connolly, Pilpres 2019 lebih kental politik identitas ketimbang 2014.
"Pilpres 2019 ini lebih banyak mengedepankan politik identitas ketimbang Pilpres 2014," kata Aaron Connolly, peneliti yang berbasis di Singapura tersebut seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga: Andi Arief Tuding Wiranto Bikin Makin Panas karena Sebut Jokowi Menang
Connolly mengatakan, "Jokowi telah berusaha untuk mengkooptasi sejumlah konservatif Islam." Menurut dia, pemilihan Maruf Amin memang dirancang untuk menggaet kaum muslim yang mungkin merasa tidak nyaman memberikan suara untuk Jokowi.
"Prabowo didukung oleh sejumlah konservatif politik. Dia dipandang sebagai kandidat konservatif Islam meskipun dia sendiri tidak terlalu religius," ujar Connolly.
Sementara, AFP menyoroti latar belakang Jokowi dan Prabowo Subianto. Pertarungan sengit mereka ketika pemilu 2014 juga mendapat sorotan. Ada pula soal kampanye hitam berbau agama yang dilekatkan kepada Jokowi.
Pun AFP menyoroti banyaknya surat suara yang harus dicoblos. Untuk pemilu kali ini, ada 5 surat suara yang harus dicoblos. Tak pelak, hal ini membuat banyak pemilih bingung.
"Saya sangat senang masih bisa memberikan suara pada usia tua ini. Tetapi ini sangat membingungkan karena begitu banyak surat suara," ujar Suparni (79) warga Merauke, Papua, seperti dikutip AFP.
Baca Juga: Jelang MotoGP Spanyol, Lima Tim Pabrikan Lakukan Tes Pengembangan Motor
Seperti Bloomberg, New York Times juga menyoroti sikap Jokowi yang tidak mengklaim kemenangan meski unggul dalam hasil akhir hitung cepat versi 7 lembaga survei.