Beri Saran Padamkan Kebakaran Notre Dame, Donald Trump Dihujat

Rendy Adrikni Sadikin | Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Beri Saran Padamkan Kebakaran Notre Dame, Donald Trump Dihujat
Api berkobar dan asap mengepul dari Gereja Katedral Notre Dame di Paris yang terbakar pada Senin (15/4/2019). [AFP/Fabien Barrau]

Saran Donald Trump disebut pemerintah Prancis tak layak dilakukan.

Suara.com - Presiden AS Donald Trump ikut menyampaikan duka cita terhadap tragedi kebakaran Katedral Notre Dame di Paris, Prancis. Tak hanya itu, ia juga menambahkan saran untuk memadamkan apinya, yang malah mendatangkan hujatan, bahkan ditanggapi juga oleh pemerintah Prancis.

Melalui Twitter, Donald Trump mengatakan bahwa 'tangki air terbang' bisa membantu memadamkan api di Katedral Notre Dame Paris.

"Sungguh mengerikan menyaksikan kebakaran besar di Katedral Notre Dame di Paris. Mungkin tangki air terbang bisa digunakan untuk memadamkannya. Harus bertindak cepat!" cuit Donald Trump, tak lama setelah televisi menayangkan kabar Katedral Notre Dame dilalap api.

Sejumlah warganet kemudian mengomentari kicauan Donald Trump dengan berbagai ungkapan mencela.

Baca Juga: Pesan Prabowo ke Tim Negosiasi Tarif Trump: Yang Penting Turun-Negosiasi Sebaik-baiknya!

Dikutip dari The Washington Post, dalam sambutannya di sebuah acara di Minnesota, Donald Trump juga mengatakan kepada banyak orang, "Mereka tidak tahu apa yang menyebabkannya. Mereka mengatakan renovasi, dan saya harap itulah alasannya. Renovasi? Tentang apa itu semua?"

Tak lama setelah Donald Trump mengakhiri pidatonya, departemen pertahanan sipil Prancis menulis tiga cuitan dalam bahasa Prancis dan satu yang menggunakan bahasa Inggris.

Melalui akun @SecCivileFrance, walaupun tidak menyebutkan nama Donald Trump, mereka memberi penjelasan terkait saran sang presiden. Disebutkan, memakai pesawat terbang untuk memadamkan api itu tidak layak.

"Ratusan petugas pemadam kebakaran dari Paris Fire Brigade melakukan segalanya yang mereka bisa untuk mengendalikan #NotreDame. Semua sarana digunakan, kecuali untuk pesawat pembom air yang, jika digunakan, dapat menyebabkan runtuhnya seluruh struktur katedral," jelasnya.

Diketahui, katedral yang telah berdiri di jantung kota Paris selama lebih dari 800 tahun ini diserang si jago merah pada Senin (15/4/2019) malam waktu setempat.

Baca Juga: Bahlil Usul RI Tambah Kuota Impor Minyak dan Gas LPG dari AS

Pemadam kebakaran dikabarkan telah berhasil menyelamatkan struktur bangunan untuk mencegah gereja bersejarah itu runtuh.