Si pembunuh berdarah dingin kemudian mengaku telah membunuh 31 pasien, meskipun diduga sebenarnya ratusan.
Salah satu pasien Jennie yang selamat, Amelia Phinney, menceritakan bahwa Jennie pernah naik ke atas kasurnya sambil tertawa terbahak-bahak. Ia mengungkapkan, saat itu Jennie juga membelai dan menciumnya sambil mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.
Jane Toppan mengakui memiliki gairah seksual terhadap orang yang sekarat mendekati kematian. Hanya dalam 27 menit, Jane Toppan kemudian diputuskan tak bersalah karena alasan sakit jiwa.
Seumur hidupnya pun dihabiskan di rumah sakit jiwa, meski penyakitnya tak kunjung sembuh. Ia bahkan dikabarkan kerap mengancam akan kembali membunuh dan juga sering memanggil perawat dengan nada rayuan untuk mengambil morfin dan bersenang-senang bersama.
Baca Juga: Dian Sastrowardoyo Jadi Rampok Kantong Plastik, Aksinya Banjir Pujian