Suara.com - Supiati (37), warga gusuran Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara menyebut Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden yang paling baik. Sementara, Presiden Jokowi menjadi yang paling menyusahkan.
Supiati yang sudah tinggal di Kampung Akuarium sejak 1999 merasa SBY menjadi presiden yang paling memahami kesejahteraan warga Kampung Akuarium.
"Pak Harto sempat ngerasain juga enak, Bambang (SBY) saya masih ngerasain juga enak, Mega mah parah tapi enggak segitu-gitunya juga, kalau Gus Dur juga enak sih, yang enggak enak yang Jokowi doang, bener lho," kata Supiati kepada Suara.com, Selasa (16/4/2019).
Perantau asal Makassar, Sulawesi itu mengatakan sejak era Jokowi banyak kehidupannya yang berubah, mulai dari harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi hingga puncaknya penggusuran Kampung Akuarium pada 2016. Bahkan, Supiati mengaku hingga kini suaminya tak memilik pekerjaan tetap alias menganggur.
Baca Juga: Capres Pilihan Dul Jaelani : Tegas Berwibawa, Tidak Mau Jadi Kacung Asing
"Sama saja, tidak ada perubahan malah menyakitkan, malah hancur, kalau masih SBY kerjaan laki saya masih tetap, ke Jokowi ini, (kehidupan saya) waduh, ancur, sampai sekarang suami saya noh enggak kerja, sejak digusur kemarin zamannya Ahok," jelasnya.
Dia mengaku sebenarnya sempat mendukung Jokowi pada Pilkada DKI 2012 dan Pilpres 2014, namun saat penggusuran tahun 2016 ia sempat juga ditawarkan Pemprov DKI Jakarta yang saat itu dipimpin gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk pindah ke rumah susun Cakung Barat, Jakarta Timur.
Namun, ia memilih tetap bertahan di tenda pengungsian Kampung Akuarium dengan alasan anaknya tidak mau pindah sekolah dan susah mencari mata pencaharian baru di rusun.
"Saya kemarin di tenda, tikus aja sampai gigit tiap malem, dibanding di bedeng kayak gini, ya lebih layaknya sekarang," tutupnya.
Sampai akhirnya kini Supiati sudah tinggal di rumah deret dengan dinding yang terbuat dari triplek dan kayu serta beratapkan seng yang dibangun kembali pada Februari 2018 oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca Juga: Fadli Zon Luncurkan Buku tentang Catatan-Catatan Kritis dari Senayan