"Sebenarnya, kami temukan banyak. Ada di Belanda, Jerman, Selandia Baru. Bangladesh juga. Ada 6-7 negara. Namun, sementara paling dominan di Sydney, Australia," katanya.
Irfan juga mendesak Bawaslu untuk segera melakukan penanganan terkait dugaan kecurangan tersebut serta memastikan penyebab kecurangan tersebut.
"Kami hadir ke Bawaslu agar sebagai penyelenggara segera kroscek dan investigasi masalah ini. Apakah ada unsur kesengajaan, keterbatasan penyelenggara pemilu, atau bagaimana. Kita berikan kepercayaan kepada penyelenggara pemilu," katanya. (Antara)
Baca Juga: WNI Tak Bisa Nyoblos di Sydney, BPN: Melanggar HAM