Suara.com - Perang saudara yang tengah melanda Libya saat ini disebut bakal menguntungkan kelompok gerilyawan fanatik Da'esh atau ISIS, demikian pendapat seorang ahli mengenai wilayah tersebut.
Semua dalam perang saudara "yang memerangi Da'esh sekarang saling menyerang", kata Tarek Megerisi, peserta program Timur Tengah dan Afrika Utara di Dewan Eropa mengenai Hubungan Luar Negeri.
Ia memperingatkan kondisi itu memberi kelompok ISIS "kesempatan baik untuk membenahi diri dan kembali ke kondisinya sebelumnya", demikian laporan Kantor Berita Anadolu Senin (15/4/2019). Tarek berbicara dalam satu pertemuan NATO di kota Laut Tengah Turki.
Kondisi tersebut kembali dapat menjadi "ancaman yang sangat nyata, potensi kekacauan yang kita saksikan pada 2014, saat ISIS meraih kesempatan untuk menjejakkan kaki di negeri tersebut, mengakibatkan krisis migrasi, yang saya kira masih membuat Eropa menderita," ia menambahkan.
Baca Juga: Tentara Libya Tembak Jatuh Jet Tempur Pasukan Haftar
"Hanya diperlukan waktu tiga hari dari awal perang bagi Da'esh untuk melancarkan serangan pertama mereka, menyerbu kota kecil Libya, dan saya kira mereka melancarkan dua serangan lagi di negara bagian itu," katanya.
Megerisi berbicara pada Sabtu di Rose-Roth --seminar parlementer Kelompok Khusus Timur Tengah dan Laut Tengah (GSM), yang dituan-rumahi oleh Parlemen Turki.
Anggota parlemen, pejabat, pemimpin militer dan kepala misi luar negeri dari negara anggota NATO termasuk di antara peserta pertemuan tersebut, yang dijadwalkan berakhir pada Minggu.
Pekan lalu, komandan militer Khalifa Haftar, yang berafiliasi dengan pemerintah yang berpusat di Libya Timur, melancarkan operasi untuk merebut Ibu Kota Libya, Tripoli, tempat Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) --yang didukung PBB-- berpusat.
Sejak penggulingan mendiang presiden Muammar Gaddafi pada 2011, dua pemerintah telah muncul di Libya: satu di Libya Timur, di bawah Khalifa Haftar, dan satu lagi di Tripoli --yang mendapat dukungan PBB.
Baca Juga: Sudah 7 Hari Berkecamuk, Perang Saudara di Libya Saling Rebut Objek Vital
Front Lain