Tentara Libya Tembak Jatuh Jet Tempur Pasukan Haftar

Bangun Santoso Suara.Com
Senin, 15 April 2019 | 14:46 WIB
Tentara Libya Tembak Jatuh Jet Tempur Pasukan Haftar
Dua orang pejuang pro pemerintah menembakan senapan mesin di pinggiran Kota Tripoli. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Libya, yang didukung PBB, pada Minggu (14/4) mengumumkan bahwa mereka menembak-jatuh satu jet tempur milik pasukan yang berpusat di Libya Timur dan melancarkan serangan ke Ibu Kota Libya, Tripoli.

Jet tempur milik pasukan Jenderal Khaliga Haftar tersebut ditembak-jatuh di Lembah Ar-Rabi di sebelah selatan Tripoli, kata Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) di media sosial.

Pernyataan itu tak mengatakan apa-apa mengenai pilot jet tersebut, dan pasukan Haftar belum mengeluarkan komentar, demikian laporan Kantor Berita Anadolu, Senin (15/4/2019)

Pada 4 April, Haftar melancarkan serangan untuk merebut Tripoli, tempat pasukan Libya, yang didukung PBB, berpusat.

Baca Juga: Sudah 7 Hari Berkecamuk, Perang Saudara di Libya Saling Rebut Objek Vital

Sejak penggulingan presiden Muammar Gaddagfi pada 2011, dua pemerintah telah muncul di Libya: satu di Libya Timur dan satu lagi di Tripoli, yang mendapat dukungan PBB.

Kekhawatiran meningkat mengenai perang saudara baru di Libya, setelah anggota milisi yang bersekutu dengan Pemerintah Tripoli menangkap banyak prajurit dari pasukan saingannya, yang tangguh. Sementara itu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan ia akan mengakhiri kunjungan ke negeri itu "yang terpecah-belah".

Orang yang ditangkap adalah petempur Tentara Nasional Libya (LNA) di bawah Haftar, yang telah memerintahkan serangan ke Tripoli, dalam tindakan mengejutkan yang menandai peningkatan berbahaya pergolakan kekuasaan yang telah berlarut sejak penggulingan Gaddafi pada 2011.

Guterres menyatakan pertemuan penting dengan komandan Libya Timur, Panglima Lapangan Khalifa Haftar tidak menghasilkan jaminan dari orang kuat tersebut untuk menghindari peningkatan ketegangan.

"Saya meninggalkan Libya dengan berat hati dan sangat prihatin. Saya masih berharap bahwa mungkin untuk menghindari bentrokan berdarah di Tripoli dan sekitarnya. PBB berkomitmen untuk memfasilitasi penyelesaian politik dan, apa pun yang terjadi, PBB berkomitmen untuk mendukung rakyat Libya," kata Guterres dalam cuitan pada Jumat lama (12/4).

Baca Juga: Diselamatkan di Laut, Imigran Bajak Kapal Kargo di Perairan Libya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI