Suara.com - Dua wanita peramal ditembak mati dengan cara yang brutal di Korea Utara. Eksekusi mati tersebut dilakukan di hadapan publik.
Diberitakan Mirror.co.uk, Kamis (11/4/2019), kedua wanita itu telah membentuk kelompok yang disebut Kelompok Tujuh Bintang dan mengklaim bahwa dua anak, yang berusia tiga dan lima tahun, bisa mengungkap masa depan.
Sebelum hukuman mati itu dilaksanakan, ribuan orang telah dipanggil untuk menyaksikan persidangan umum di Chongjin pada Maret lalu.
Sebuah sumber dari Korea Utara mengatakan kepada Radio Free Asia, eksekusi itu bertujuan menjaga ketertiban sosial di tengah kekhawatiran akan meluasnya praktik peramalan.
Baca Juga: Kampanye di Palembang, Sandiaga Bocorkan Kisi-kisi Materi Debat Pamungkas
"Bahkan pejabat tinggi dan keluarga pejabat pengadilan sering mengunjungi peramal nasib," kata sumber itu, mengungkapkan kebiasaan pihak yang disebutkan ketika akan menggelar acara pernikahan atau membuat kesepakatan bisnis.
Sebuah laporan PBB pada 2014 tentang hak asasi manusia di Korea Utara menyebutkan, eksekusi publik dilakukan secara rutin di negara itu untuk mempertahankan kontrol populasi.