Suara.com - Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak terheran-heran mendengar wacana pihak kepolisian akan menjaga pemilih muda ke tempat pemungutan suara (TPS).
Wacana tersebut disiapkan sebagai antisipasi adanya ajakan para golongan putih (golput) yang mengincar para pemilih muda.
Selain mengawal para pemilih muda menjadi golput, polisi juga mengkhawatirkan para pemilih muda tersebut mendaptakan intimidasi.
Dahnil kebingungan melihat langkah polisi untuk memperkecil suara golput pada Pilpres 2019. Menurutnya jika memang merasa khawatir, pihak kepolisian bisa berkonsentrasi kepada pelaku intimidasi.
Baca Juga: Belum Pidato, Jokowi Basah Kuyup Keringetan karena Pendukung di Depok
"Ini semakin aneh. Loh, tangkap saja yang mengintimidasi, itu yang benar," kata Dahnil melalui akun Twitternya @Dahnilanzar pada Kamis (11/4/2019).
Dahnil berpendapat bahwa sebaiknya para kepolisian itu menjaga agar para pemilih muda itu menggunakan hak pilihnya dengan aman tanpa harus mendapatkan pengawalan yang berlebihan.
Jika harus ada penjagaan seperti itu, bisa jadi pihak kepolisian yang memberikan intimidasi kepada para pemilih muda, terlebih menurutnya golput juga ialah hak bagi para pemilih.
"Jangan sampai sebaliknya ada terjemahan menjaga sama dengan mengintimidasi? Toh kalau mau golput itu hak mereka," pungkasnya.
Baca Juga: Sidang Narkotika Steve Emmanuel Dihadiri Karenina Sunny dan Zack Lee