Suara.com - Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Hasim Djojohadikusumo tertawa saat mendengar kabar adanya masa kampanye Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi yang menagih uang kampanye.
Saat ditanyai tanggapan soal adanya kabar tersebut, Hasim sempat tidak percaya. Adik kandung Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto itu justru tertawa tatkala mendengar kabar adanya masa kampanye Jokowi - Ma'ruf Amin yang menagih uang kampanye.
"Saya enggak tahu tuh. Masa sih? Hahaha. Saya baru tahu," kata Hasim di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019).
Lebih lanjut, Hasim pun meminta untuk mengecek kebenaran kabar tersebut. Hasim menyarankan untuk menanyakan langsung kepada Jokowi.
Baca Juga: Ditagih Ongkos Kampanye Jokowi di Ternate, Begini Jawaban TKN
"Coba tanyakan sama Pak Jokowi," tuturnya.
Sementara itu, Juru Debat BPN Prabowo - Sandiaga Uno, Ahmad Riza Patria menilai hal itu lah yang membedakan Jokowi dan Prabowo. Sebab, kata dia, Prabowo tidak pernah menjanjikan uang kepada masa pendukungnya yang hadir dalam kampanye.
"Itu bedanya sama kita, (massa) kita enggak dibayar. Itu bedanya kalau Pak Prabowo enggak pakai uang," kata Riza.
Diketahui, isu belum dibayarnya ongkos kampanye Rp 50 ribu perorang itu beredar luas setelah sebuah tulisan diunggah Koordinator Kampanye Jokowi-Ma’ruf di Maluku Utara, Kiki Nurain melalui akun Facebook pribadinya, Rabu (10/4/2019) kemarin.
Dalam unggahan itu, Kiki mengadu kepada Jokowi lantaran merasa dipersulit soal biaya kampanye tersebut oleh sebuah organisasi massa bernama Aliansi Anak Negeri Indonesia Timur yang diketuai Iskandar Alam (Akmal).
Baca Juga: Sempat Ditagih, Ongkos Kampanye Jokowi Rp 50 Ribu Perorang Telah Dibayar
"Pak Jokowi yang terhormat. Saya mau melaporkan Aliansi Anak Timur Maluku Utara yang mempersulit sebagian masyarakat untuk mengambil haknya dalam mengikuti kampanye Jokowi yang di bayar/orang Rp 50 ribu,” tulis Kiki.
Dia mengaku sempat dijanjikan akan dibayar seluruh biaya sebagaimana massa yang hadir dalam kampanye Jokowi di Maluku. Namun, hingga hari ini, uang kampanye yang dijanjikan itu urung dibayar. Dia mengaku sengaja mengadukan hal ini kepada Jokowi lewat media sosial karena kerap ditagih oleh masyarakat.
“Sesuai dengan janji yang saya ketahui, katanya selesai kampanye masyarakat akan mengambil haknya sesuai data yang diambil. Tetapi sampai 3 hari kmai tidak dibayar malah janji, janji dan janji. Saya bukan persoalkan rupiah tapi saya punya tanggung jawab besar kepada masyarakat sesuai janji,” jelas Kiki.
Kiki juga menyebut sempat membuat tulisan serupa mengenai dana kampanye di akun facebooknya namun tulisannya diminta untuk dihapus oleh Aliansi Anak Negeri Indonesia Timur. Ia merasa seperti diserang oleh pihak panitia kampanye.
“Bahkan saya diminta oleh Panitia Aliansi untuk menghapus postingan saya yang sebelumnya terkait dana masalah kampanye dengan alasan dapat teguran dari pusat. Saya seakan-akan diserang dari aliansi,” ungkap Kiki.