Di Depan Moeldoko, Rizal Ramli Blak-blakan Kritik Sikap 'Kepo' Jokowi

Kamis, 11 April 2019 | 12:57 WIB
Di Depan Moeldoko, Rizal Ramli Blak-blakan Kritik Sikap 'Kepo' Jokowi
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli tiba di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (12/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepemimpinan calon presiden nomor urut 01 petahana Joko Widodo (Jokowi) mendapat kritik dari Mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Jokowi dinilai terlalu ingin tahu detail kinerja bawahannya.

"Niatnya sih baik sekali dan model kepemimpinannya itu hands on, pengin tahu semua, pengin ngikutin semua," komentar Rizal Ramli tentang Jokowi, menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam program Mata Najwa, Rabu (10/4/2019) kemarin.

Namun menurutnya, gaya memimpin Jokowi itu tidak bagus. Rizal Ramli lebih menyukai kemampuan memimpin calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, yang mengakui tidak mengerti ilmu ekonomi.

"Prabowo memiliki kemampuan untuk memimpin. Bahwa dia enggak ngerti banyak hal di dalam bidang ekonomi, beliau ngaku kok. 'Mas Rizal, saya mohon maaf, walaupun bapak saya profesor ekonomi, di meja makan kuliah ekonomi, saya mah dari dulu enggak tertarik. Saya tertariknya sejarah militer, tapi kan ada Mas Rizal buat bantuin saya,'" ujar Rizal Ramli.

Baca Juga: Siang Ini Jokowi Kampanye di Depok, Ribuan Massa Sudah Membludak

Pakar ekonom ini kemudian memberikan kepemimpinan Presiden ke-2 RI Soeharto sebagai contoh. Menurut Rizal Ramli, cara memimpin seperti itulah yang baik.

"Artinya dia ngerti the delegation of authority. Pemimpin itu penting sekali, kayak zaman Pak Harto lah. Pak Harto kan cuma pimpin sembilan orang," katanya. "Jadi pemimpin itu span of control-nya paling hanya sembilan, sebelas, yang bagus, serahkan ke bawah."

Rizal Ramli mengaku keberatan dengan Jokowi, yang selalu ingin tahu seluruh kinerja orang-orang di bawahnya secara detail, terlebih sering mengadakan rapat, yang menurut Rizal Ramli tidak penting.

"Saya pengalaman Pak Jokowi, Pak Jokowi pengin tahu detail kesemuanya. Rapat kabinet bisa lima sampai tujuh kali seminggu. Itu kan enggak perlu. Ya mungkin mudah-mudahan beliau belajar lah. Setelah ini dia akan kurangi rapat-rapat yang kagak penting," tutur Rizal Ramli.

Pernyataan tersebut ditanggapi oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin Moeldoko. Kepala Staf Kepresidenan Indonesia ini mengungkapkan, Jokowi melakukan hal tersebut agar perintah yang ia berikan dijalankan dengan benar.

Baca Juga: Kabar Terakhir Audrey, Korban Bully dan Pengeroyokan Gadis SMA

"Persoalan kita itu bukan di atas, persoalan kita itu justru di bawah," ujar Moeldoko. "Banyak orang yag mendelegasikan perintah, tetapi karena kurang kontrol, perintahnya itu deviasa ke mana-mana. Jokowi ingin memastikan, 'bener enggak perintah gue ini.'"

Ia menambahkan contoh gaya kepemimpinan Jokowi dalam mengawasi penanganan kebakaran hutan.

"Suatu saat begini, beliau melihat kebakaran hutan. Wah semuanya bekerja. 'Oke saya pulang.' Balik. Sepuluh menit lagi, datang ke tempat itu, enggak ada orang," jelas Moeldoko.

"Ini membuktikan bahwa persoalan kita dari bawah. Untuk itu, seorang presiden enggak ada batasan untuk bagaimana memastikan sebuah pekerjaan itu berjalan atau tidak. Kalau enggak jalan, potong kepalanya, selesai," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI