Suara.com - Warga Australia akan menyuarakan pilihan mereka pada pemilu 18 Mei, demikian Perdana Menteri Scott Morrison pada Kamis (11/4/2019), saat mengawali kampanye yang diramalkan akan mengadu kebijakan tentang masalah perpajakan, perubahan iklim dan kesetaraan.
Jajak pendapatan menunjukkan posisi koalisi konservatif Morrison membuntuti oposisi partai Buruh, setelah enam tahun berkuasa dan tergulingnya dua perdana menteri akibat kekisruhan internal partai.
"Pilihan yang akan disuarakan warga Australia pada 18 Mei seperti yang selalu ada di setiap pemilihan umum, dan itu adalah, siapa yang Anda percayai untuk menghasilkan ekonomi kuat, layanan penting yang diandalkan oleh Anda? kata Morrison kepada awak media di Canberra.
Sementara pemerintah mengemas pemilu sebagai referendum dalam catatannya mengelola keuangan Australia, ekonomi menunjukkan tanda-tanda mulai melambat.
Baca Juga: Orang Miskin di Indonesia Lebih Banyak Ketimbang Total Warga Australia
Pengeluaran konsumen melemah karena penurunan harga rumah setelah tingginya level utang.
Pasar keuangan secara penuh mempertimbangkan kemungkinan sedikitnya satu pemotongan suku bunga tahun ini.
Jajak pendapat menunjukkan pemerintah pimpinan Morrison, yang terdiri dari partai Nasional dan Liberal, diselimuti bayang-bayang kekalahan terhadap partai Buruh kiri tengah, kecuali jika pihaknya mampu mengubah strategi saat ini. (Antara)