Sementara ketika data pemilu 2014 diuji penghitungannya menggunakan metode Sainte Lague modifikasi malah nilai indeks LSq yang ditunjukkan lebih tinggi dari Hare dan Sainte Lague murni.
"Pada 2019 ini merupakan kali pertama kita akan mengganti metode sejak 1955, dari Hare ke Sainte Lague, jadi untuk membandingkan mana yang lebih baik maka kita mencoba mengaplikasikan dua metode ini pada satu data yang sama yakni data pemilu 2014," katanya.
Untuk metode Sainte Lague cara penghitungannya menurut Heroik cukup sederhana yakni tinggal membagi masing-masing suara sah yang diperoleh partai politik dengan bilangan pembagi ganjil, yakni 1, 3, 5 dan 7.
Hasil dari pembagian bilangan ganjil ini akan diperingkatkan dari nilai terbesar hingga terkecil. Setelah itu baru ditentukan peraih kursi sesuai dengan jumlah alokasi kursi di daerah pemilihan tersebut.
Baca Juga: Jelang Seminggu Pemilu, KPU Mojokerto Masih Kekurangan 13.876 Surat Suara
"Contohnya partai A mendapatkan 800 ribu suara partai B dapat 300 ribu suara dan partai C dapat 100 ribu suara, nah nanti masing-masing dibagi dengan bilangan ganjil," ujarnya.
Jika di daerah pemilihan tersebut hanya tersedia lima kursi saja, maka lima hasil bagi tertinggilah yang akan mendapatkannya. Hal ini berbeda dengan Kuota Hare, parpol dinyatakan mendapat satu kursi kalau memenuhi atau melebihi jumlah ambang batas suara atau nilai BPP. (Antara)