Suara.com - Presiden Jokowi ikut mengomentari kasus perisakan sekaligus penganiayaan Audrey, siswi SMP berusia 14 tahun di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, oleh 12 siswi SMA. Kasus itu juga menjadi perhatian warga dunia.
Jokowi mengatakan, kasus itu terjadi karena ada perubahan pola interaksi sosial yang erat terkait semakin masifnya pemakaian media sosial.
"Karena pola interaksi yang sudah berubah sehingga orang tua, guru, masyarakat, itu juga bersama-sama merespons perubahan yang ada, meluruskan hal yang tidak betul di lapangan," ujar Jokowi di Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Rabu (10/4/2019).
Lebih lanjut Jokowi menekankan pentingnya pendidikan karakter untuk anak-anak, agar nilai-nilai sosial yang luhur tak tergerus seiring perkembangan zaman.
Baca Juga: Pengamat Politik UIN Beberkan 2 Masalah yang Bikin Jokowi Kalah di Pilpres
"Yang paling penting budaya kita, etika-etika kita, norma-norma kita, nilai-nilai agama kita, semuanya tidak memperbolehkan hal tersebut. Jelas sekali kok.”
Untuk diketahui, Audrey, siswi SMP berusia 14 tahun babak belur dikeroyok oleh 12 orang siswi SMA karena urusan asmara. Tak hanya dipukul, dicekik, dan ditendang, alat kelamin gadis belia itu juga berusaha dirusak oleh para pelaku.
Peristiwa pengeroyokan itu sendiri terjadi pada akhir Maret lalu, dan baru menarik perhatian publik setelah dilaporkan ke polisi oleh keluarga korban pada 5 April. Terkait kasus ini, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka.
Sejak kasus ini mencuat, tagar #JusticeForAudrey menduduki puncak topik terpopuler Twitter dunia pada Selasa malam (9/4/2019) hingga Rabu dini hari waktu Indonesia. Tagar itu digunakan untuk mendukung Audrey.
Sementara melalui laman daring Change.org, sedikitnya 2,7 juta orang sudah menandatangani petisi agar Polda Kalbar mengambilalih kasus itu dan menghukum para pelaku pengeroyokan Audrey.
Baca Juga: Dianggap Manfaatkan Audrey, Ada YouTubers Kena Semprot Nikita Mirzani