Suara.com - Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto nampaknya masih geram dengan larangan kampanye di Kota Semarang, Jawa Tengah. Ia pun menyindir sosok di balik larangan tersebut.
Prabowo mengakui sebenarnya akan menutup kampanye terbukanya di Semarang, tepatnya di Lapangan Simpang Lima. Namun, tidak mendapatkan izin pelaksanaan dan sempat juga meminta dipindah ke GOR Jati Diri, namun harapan itu kembali tidak dikabulkan.
"Ini adalah kampanye terbuka yang terakhir. Tadinya kami mau kampanye di Semarang. Kami mau di Lapangan Simpang Lima tapi katanya nggak boleh. Sekarang mau pindah ke GOR nggak boleh," kata Prabowo saat kampanye di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/4/2019).
Kemudian, Prabowo turut memberikan sindiran kepada penguasa saat ini. Sebab, ketika dulu maju sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri pada Tahun 2009, hal seperti itu tidak dilakukan oleh Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi kepala negara kala itu.
Baca Juga: Versi Indomatrik: Elektabilitas Prabowo - Sandiaga Unggul 7,15 Persen
"Saya ingat dulu tahun 2009 saya wakilnya Ibu Mega. Saya melawan Pak SBY tapi enggak ada tuh larangan kampanye ke mana-mana," kata dia.
Namun, Prabowo akhirnya lega bisa menutup kampanye secara terbukanya di Solo. Ia tak menyangka mendapoat sambutan yang luar biasa dari kota kelahiran Presiden Joko Widodo tersebut.
"Akhirnya, Alhamdulilah kita di sini. Kita di Solo dan luar biasa saya tidak menduga luar biasa kehadiran massa. Terima kasih rakyat Solo," tegas Prabowo.