Foto Viral Korban Kampanye Tukang Kerok: Punggung Pun Jadi Baliho

Selasa, 09 April 2019 | 12:45 WIB
Foto Viral Korban Kampanye Tukang Kerok: Punggung Pun Jadi Baliho
Punggung laki-laki dikerok tukang pijit yang berkampanye - (Twitter/@annisa_rianti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah foto 'korban kampanye' menjadi tertawaan warganet. Foto itu viral setelah diunggah pengguna akun @annisa_rianti di Twitter, Selasa (9/4/2019). Pada foto itu terlihat punggung seorang laki-laki yang memiliki bekas merah kerokan.

Namun bukannya garis loreng seperti pada umumnya, bekas kerokan di punggung laki-laki itu berbentuk angka 20. Bahkan, si tukang pijit mengerok secara arsir angka 0 di punggung kliennya.

Ternyata, menurut keterangan kakak 'korban', si tukang pijit diam-diam melakukan kampanye politik saat melakukan pekerjaannya.

Melalui akun Twitter @aidaazhar, sang kakak menceritakan pengalaman adiknya itu.

Baca Juga: Jokowi: Pesta Demokrasi Adalah Kegembiraan, Bukan Menakut-nakuti

"Selama diurut, dia ditanya milih siapa, dan diam saja (secara lagi masuk angin kan ya). Cuma dia mikir, kok sakit banget dikerok, terus kok aneh bentuknya (dan doi berasumsi abangnya enggak jago ngerok)," cuitnya.

Aida melanjutkan, setelah tukang pijit pulang, baru diketahui ternyata punggung adiknya disamakan dengan baliho untuk kampanye poitik.

"Dan kita enggak ada yang sadar kalau diarsir gini punggungnya, sampai abangnya pulang dan dadah-dadah. Nasi sudah jadi bubur, punggung sudah jadi baliho," tambah Aida.

Setelah tertawa terbahak-bahak hingga mengeluarkan air mata melihat nasib adiknya, Aida kemudian mengungkapkan kekesalan pada orang-orang yang terlampau fanatik pada paslon atau caleg yang didukung, termasuk si tukang pijit. Menurutnya, tindakan mereka sudah melampaui batas, apalagi privasi.

"Ini orang-orang (in general ya) sudah berlebihan sih obsesinya di pilpres. Ada batas di mana kita harus bisa denggak memaksakan, meskipun itu apa yang kita anggap baik/benar."

Baca Juga: Bopak Castello 5 Tahun Tak Nafkahi Anak dan Istri

"Menghargai privasi orang lain itu sebenarnya uga menghargai pilihan kita sendiri. An obssession is a way for damaged people to damage themselves more," keluh Aida.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI