Suara.com - Sebagai bentuk apresiasi atas capaian dan buah kerja keras, serta telah menjadi motor modernisasi sektor pertanian, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, kembali meraih penghargaan sebagai "Tokoh Modernisasi Pertanian Rakyat", dalam "Anugerah Indonesia Maju 2018 - 2019", di Jakarta, Senin (8/4/2019) malam.
Salah satu prestasinya adalah terkait bantuan alat mesin pertanian (alsintan), yang selama kepemimpinannya mengalami peningkatan yang nyata. Selama 4 tahun, total bantuan alsintan berjumlah lebih dari 350.000 unit.
Peningkatan ini sekaligus meningkatkan indeks mekanisasi pertanian dan dinilai akan mampu meningkatkan kecepatan dalam pengolahan lahan, penanaman, dan pemanenan. Melalui modernisasi pertanian, diharapkan proses usaha tani menjadi semakin efisien, sehingga terjadi efisiensi, peningkatan produktivitas, dan daya saing.
"Jika dulu menanam di lahan seluas 1 hektare butuh Rp 2 juta, kini ditekan lewat mekanisasi pertanian menjadi Rp 1 juta. Jika diterapkan 16 juta lahan pertanian, maka sudah hemat Rp 16 triliun. Itu baru dari sisi tanam, belum panen dan sebagainya," ungkap Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi, usai mewakili Mentan menerima penghargaan.
Baca Juga: Kementan : Pestisida Palsu Sangat Rugikan Petani dan Produsen
Menurut Dedi, dunia telah memasuki era revolusi industri yang keempat, atau yang disebut Industri 4.0. Era ini ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet.
"Untuk itu, Kementan menggiatkan modernisasi pertanian sehingga Indonesia siap menghadapi revolusi Industri 4.0," terangnya.
Di masa kepemimpinannya, Kementan juga turut menggiatkan berbagai program untuk mendukung pengembangan Industri 4.0, dengan memanfaatkan teknologi-teknologi cloud computing, mobile internet dan mesin cerdas (artificial intelligence), yang kemudian digabung menjadi generasi baru untuk menggerakkan traktor, sehingga mampu beroperasi tanpa operator (autonomous tractor), drone untuk deteksi unsur hara, dan robot grafting.
Modernisasi pertanian turut berdampak terhadap peningkatan ekspor pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode 2015 – 2018, tercatat total nilai ekspor pertanian mencapai Rp 1.764 triliun. Bahkan pada 2018, nilai ekspor mencapai Rp 499,3 triliun, atau meningkat 29,7 persen bila dibandingkan tahun 2016, yang hanya sebesar Rp 384,9 triliun.
"Ekspor yang didorong Kementan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, serta menambah devisa negara," jelasnya.
Baca Juga: Demi Selamatkan Rawa dan Sejahterakan Petani, Kementan Gelar Workshop
Peningkatan nilai ekspor, disebutkan Dedi, memang tidak bisa dilepaskan dari sejumlah terobosan Amran selama memimpin Kementan. Ia dinilai telah mendorong jajarannya untuk menerapkan sistem Online Single Submission atau OSS.