Kejar dan Tabrak Pembegal, Ajeng Dapat Apresiasi dari Pengemudi GoJek

Senin, 08 April 2019 | 21:41 WIB
Kejar dan Tabrak Pembegal, Ajeng Dapat Apresiasi dari Pengemudi GoJek
Ajeng dapat apresiasi dari rekannya. (Suara.com/Yosea Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ajeng Hendrarthi, seorang pengemudi GoJek mendapat apresiasi dari rekan-rekan seprofesinya. Perempuan 21 tahun itu selamat dari aksi pembegalan yang terjadi di depan Gedung Wisma Tugu, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (5/4/2019) lalu.

Meski Ajeng selamat, penumpangnya yang bernama Ria Nurhayati (22) harus meregang nyawa usai terjatuh dari sepeda motor.

"Kami salut, dia berani ngejar pelakunya. Meski dia perempuan, tapi dia berani," ujar salah satu driver Gojek, Babe Bewok aat konfrensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Senin (8/4/2019).

Babe Bewok juga menyampaikan rasa prihatin atas insiden tersebut. Khususnya penumpang Ajeng meninggal dunia di lokasoi kejadian.

Baca Juga: Sstt... Survei Internal Timses, Prabowo Sudah Ungguli Jokowi

"Saya membawahi komunitas wanita khusus Go-Jek perempuan yang ada se-Jabodetabek. Saya pribadi khususnya mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak kepolisian cepat responsnya menangkap pelaku," kata Babe Bewok.

Ia menerangkan, pihaknya sering kali memantau para pengemudi wanita yang kerap mengambil orderan di malam hari. Pasalnya, tingkat kerawanan pun sangat tinggi.

"Saya di sini memantau teman-teman wanita khususnya perempuan itu karena sangat rawan," ujar Babe Bewok.

Diberitakan sebelumnya, kejadian itu bermula saat Ria dibonceng Ajeng Hendrarthi (21) yang tak lain adalah driver GoJek. Menurut Argo, saat itu, Ajeng mendapat orderan dari Ria yang hendak pulang ke kawasan Kuningan.

Saat itulah dua begal memepet motor mereka saat melintas di fly over Menteng. Ria saat itu, tengah memegang ponsel genggamnya.

Baca Juga: Caleg PAN Nurhasanudin Divonis Bersalah, Bawaslu Tunggu Sikap Jaksa Banding

Kemudian pelaku Muhammad Siddiq Abandika (MSA) yang mengemudikan sepeda motornya langsung memepet motor Ajeng dan Ria. Tanpa basa-basi, Hauzan Rafi Rachmad (HRR) langsung merampas ponsel genggam itu dan kabur.

Saat itu, Hauzan dan Muhammad Siddiq sempat bertukar posisi berboncengan. Keduanya berganti posisi tepat di Gedung KPK usai dikejar korban Ajeng dan Ria.

"Karena merasa aman dari kejaran korban, para pelaku bertukar posisi pembonceng dan yang dibonceng tepatnya di depan Gedung KPK," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Argo Yuwono

Tak menyerah, kedua korban terus mengejar para pelaku dan berhasil mengejarnya. Namun, pelaku malah kembali menggondol tas milik Ria.

Sesampainya di depan Wisma Tugu, Ajeng langsung menabrakkan sepeda motor ke arah motor para pelaku. Pelaku dan korban pun akhirnya terjatuh.

"Korban Ria Nurhayati terjatuh dengan kepala terbentur trotoar, korban Ajeng Hendrarthi terjatuh dan mengalami luka-luka, tersangka HRR juga terjatuh dengan kepala terbentur trotoar dan tersangka MSA terjatuh dan mengalami luka-luka," jelasnya.

Ria dan tersangka Hauzan pun meregang nyawa di lokasi kejadian. Sementara, Ajeng pun dilarikan menuju Rumah Sakit Pelni untuk mendapatkan perawatan.

Sementara Muhammad Siddiq menyusul tewas setelah ditembak mati karena berusaha kabur ketika akan dibekuk polisi pada Sabtu (6/4/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI