Suara.com - Politikus Demokrat Andi Arief mengatakan partai yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih menjadi faksi kerakyatan di koalisi Indonesia Adil dan Makmur Prabowo - Sandiaga.
Andi menuturkan, Partai Demokrat bertanggung jawab dengan kelangsungan kerakyatan Indonesia. Dirinya menyadari jika faksi keumatan lebih dipertonjolkan pendukung Prabowo - Sandiaga.
"Partai Demokrat memilih menjadi faksi kerakyatan dalam tubuh koalisi adil makmur. Kami bertanggung jawab terhadap rakyat. Memang ada faksi keumatan dalan Koalisi," cuit Andi dalam akun Twitter pribadinya @AndiArief__ pada Senin (8/4/2019).
Pernyataan tersebut disampaikan Andi terkait surat berisi kritikan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang melihat ketidaklaziman kampanye akbar Prabowo - Sandiaga yang digelar di GBK pada Minggu (7/4/2019) kemarin.
Baca Juga: Buntut Surat SBY ke Prabowo - Sandiaga Timbulkan Keretakan Koalisi?
Andi meminta Prabowo untuk memahami Demokrat yang mengisi bagian kerakyatan dalam koalisi Indonesia Adil dan Makmur.
"Sebagai pimpinan koalisi, mudah-mudahan Pak Prabowo mau dan mendengarkan semua faksi dalam koalisi," kata dia.
Meski demikian, Andi meyakini Partai Demokrat selalu mendukung Prabowo - Sandiaga. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran perwakilan Demokrat dalam setiap kampanye Pilpres 2019.
"Partai Demokrat mendukung penuh kampanye 02 dari awal Makassar sampai terakhir di Padang. Juga tetap konsisten mendukung mesti berbeda pendapat dengan konsep kampanye di Jakarta kemarin. Mudah-mudahan konsep "people" dalam arti luas akan jadi tema kampanye di sisa waktu yang ada," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuliskan sepucuk surat untuk tiga petinggi Partai Demokrat saat dirinya berada di Singapura.
Baca Juga: Alasan Demokrat Soal AHY yang Tak Muncul di Kampanye Akbar Prabowo-Sandi
Isi surat tersebut terkait gelaran kampanye akbar capres-cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Dalam sepucuk surat tersebut, SBY menyebut jika kampanye akbar Prabowo - Sandiaga sudah tak lazim.