Ditinggal Suami, Rafika Jual Ginjalnya di Facebook untuk Biaya Berobat Anak

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 08 April 2019 | 12:02 WIB
Ditinggal Suami, Rafika Jual Ginjalnya di Facebook untuk Biaya Berobat Anak
Ilustrasi jual ginjal. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rafika Dewi (25) menawarkan ginjalnya di Facebook untuk membiayai pengobatan anaknya yang tengah terbaring di rumah sakit.

Ibu muda yang disapa Fika itu mengaku, tujuannya menjual ginjal karena sang suami tak lagi sanggup membayar biaya pengobatan anaknya.

Saat dikunjungi Suara.com di bangsal anak kelas III ruang Irna Wijaya Kusuma, RSUD dr Iskak Tulungagung, Fika mengaku, unggahan tersebut dia buat pada Minggu sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, hanya beberapa saat setelah suaminya menyampaikan lewat saluran telepon bahwa dirinya tak sanggup lagi mencari biaya.

"Saya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Jangankan buat biaya berobat, buat beli susu, pempers dan makan juga dari bantuan teman-teman," ujar Fika.

Baca Juga: Miris! Ibu Muda di Jambi Nekat Jual Ginjal untuk Hidupi 2 Anaknya

Ketika ditanya apakah dia sungguh serius bermaksud menjual ginjalnya, Fika dengan nada serius dan meninggi mengaku niatnya sudah bulat.

"Serius saya mas. Sekarang pun kalau ada yang mau saya jual," tegasnya.

Rafika Dewi (25) menawarkan ginjalnya di Facebook untuk membiayai pengobatan anaknya. (Suara.com/Agus H)
Rafika Dewi (25) menawarkan ginjalnya di Facebook untuk membiayai pengobatan anaknya. (Suara.com/Agus H)

Buah Hati Fika Didiagnosa Menderita Infeksi Pusar

Sekadar informasi, anak Fika yang baru berumur 46 hari itu didiagnosa menderita infeksi pusar.

Akibat penyakit itu, pusarnya bernanah dan perutnya menjadi buncit. Kata Fika, anaknya juga terkadang sulit untuk bernafas sebelum akhirnya dibawa ke RSUD dr Iskak pada Rabu (3/4) lalu.

Baca Juga: Jual Ginjal Demi iPhone, Lelaki Ini Jadi Lumpuh Seumur Hidup

Fika bukanlah warga asli Tulungagung, atau tepatnya dia tidak memiliki KTP Tulungagung. Meski sudah beberapa tahun pindah ke Tulungagung, dia tidak pernah mengurus kepindahan domisili dari kota asalnya, Kotabumi, Lampung.

"KTP saya mati 2017, dan beberapa bulan lalu hilang," ujarnya.

Sementara suaminya yang warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Tulungagung sudah menyerah mengusahakan jalan keluar karena selalu gagal mengurus surat keterangan tidak mampu (SKTM) untuk meringankan biaya pengobatan buah hatinya.

Meski kondisi buah hatinya saat ini sudah membaik setelah dirawat selama lima hari di RSUD dr Iskak Tulungagung, Fika mengaku tidak tahu bagaimana kelak membayar biaya pengobatan anaknya jika sudah diperkenankan pulang oleh pihak rumah sakit.

Fika Tak Punya Identitas dan Ditinggalkan Suami

Fika yang sudah tidak memiliki kartu identitas diri ternyata sejak Sabtu malam sudah tidak bisa menghubungi suaminya lagi.

Menurut pengakuan Fika, nomor ponsel suaminya tidak aktif, dan akun WhatsApp-nya pun tak bisa dihubungi.

"Tak bisa lagi dihubungi setelah melalui WhatsApp tadi malam dia bilang tidak sanggup lagi membantu. Katanya terserah aku mau bagaimana mencari biaya berobat," tutur Fika.

Selain itu, Fika pun mengaku enggan membeberkan alasan kenapa dirinya tidak minta bantuan kedua orang tuanya di Lampung.

"Enggak, saya nggak menghubungi orang tua. Lagian saya ini anak pungut," ujarnya.

Pihak Rumah Sakit Memastikan Perawatan Sesuai Prosedur

Humas RSUD dr Iskak, Muhammad Rifai, mengaku sudah mengetahui seputar permasalahan yang dihadapi orang tua pasien.

Rifai kepada Suara.com menyatakan keyakinannya bahwa melalui dinas terkait pemerintah bersama pihak rumah sakit dapat memberikan solusi bantuan untuk biaya pengobatan bayi Fika.

Muhammad Rifai juga menuturkan, bahwa pihak rumah sakit tidak akan meminta uang di depan kepada pasiennya.

"Semua pasien akan diperlakukan sama. Terkait pasien ini, dokter-dokter spesialis anak kami telah memberikan terapi pengobatan yang seharusnya," ujar Rifai.

Kontributor : Agus H

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI