Suara.com - Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto menceritakan dirinya pernah mendapatkan sindiran lantaran alat peraga kampanye (APK) miliknya tidak terlihat banyak.
Prabowo akui jika kampanyenya di Pilpres 2019 menerapkan sistem paheli atau paket hemat sekali.
Prabowo mengungkapkan saat itu ada seseorang yang melontarkan pertanyaan kepadanya soal baliho dirinya. Kata orang itu, baliho Prabowo tidak terlihat banyak di daerah-daerah.
"Pernah ada yang nyindir, suatu saat ada salah satu tokoh Prabowo kok di daerah-daerah nggak ada baliho Prabowo - Sandi, saya jawab karena kami nggak punya uang. Untuk apa saya bohong," kata Prabowo saat menghadiri undangan Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi Alumni dan Aktifis Kampus Indonesia di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2019).
Baca Juga: Viral Busana Artis Disebut Mirip Bungkus Indomie, Kocak Banget!
"Dari awal waktu kita memulai perjuangan kita beberapa bulan yang lalu, saya terang-terangan mengakui ke publik kami paket hemat. Bahkan bukan pahe lagi, paheli. paket hemat sekali," sambungnya.
Tak disangka, kekurangan dana yang dialami Prabowo ternyata menuai reaksi dari banyak masyarakat, termasuk dari masyarakat dengan penghasilan rendah.
Prabowo bercerita ada salah satu masyarakat yang bekerja sebagai tukang ojek menyumbangkan Rp 80 ribu untuk perjuangan Prabowo - Sandiaga di Pilpres 2019.
Prabowo sadari kalau jumlah uang itu ialah penghasilan yang diperoleh oleh tukang ojek dalam sehari. Selain itu dirinya juga ingat ada seorang tukang cendol di Bandung yang menyumbangkan Rp 20 ribu untuk membantunya menjadi presiden.
"Orang-orang kecil, orang-orang sederhana. Saya lebih bangga menerima uang dari mereka itu," jelasnya.
Baca Juga: Prabowo Sindir Media TV yang Kabarkan Dirinya Ditinggal Pendukung di Padang